Fajarasia.id – Untuk mewujudkan ketersediaan air dengan kualitas yang baik, harus mewujudkan keadilan terhadap air. Hal itu dikatakan Kepala BMKG Dwi Korita Karnawati di Jakarta terkait dengan semakin dekatnya pelaksanaan WWF ke-10.
Menurut Dwi Korita, tantangan solusi krisis air akibat perubahan iklim temasuk mitigasinya tertuang dalan agenda pelaksanaan WWF. “Bagaimana mewujudkan keadilan terhadap air, ketersediaan, kualitas air yang saat ini masih belum dipandang adil secara global,” ujarnya.
Dwi Korita mengatakan, perubahan iklim tidak boleh diabaikan karena semua disampaikan berdasarkan data hasil observasi seluruh dunia. Dimana data tersebut dianalisis oleh organsasi metereologi dunia.
“Seperti Pemerintah Indonesia yang sangat konsen dan mengkhawatirkan masalah air untuk kehidupan akibat perubahan iklim. Yang pasti membawa dampak bagi negara-negara di dunia, baik negara Maju, berkembang, atau negara miskin,” ucapnya.
Terutama negara yang tinggal di kepulauan dan tinggal di pulau- pulau kecil, sudah pasti mengalami dampak perubahan iklim. “Jadi kalau kita tidak sadar dan tidak bekerjasama kita akan punah bersama karena yang kita hadapi adalah alam,” katanya.
Perubahan iklim sudah pasti membawa dampak pada perubahan alam, dan pastinya Kesehatan, Pangan, Energi lain sebagainya. Berbagai dampak perubahan iklim seringkali dirasakan pada Sumber Daya Air.
“Risiko tehadap air mengakibatkan bencana, seperti kekeringan, banjir, tanah longsor, untuk itu diperlukan pakem untuk pengetahuan risiko bencana. Kemudian deteksi observasi, monitoring, analisis dan prediksi bencana, kesiapsiagaan dan kemampuan untuk merespons aksi nyata,” ujar Dwi Korita
Perlu ada komunikasi karena hal itu penting, peringatan dini belum menjamin tidak terjadi bencana, tidak dapat dicegah. “Atau dikurangi risikonya kalau tidak ada kemampuan untuk merespons dari peringatan dini tersebut,” ucapnya.****