Partikel Nanoplastik Ganggu Kesehatan Usus dan Kekebalan Tubuh

Partikel Nanoplastik Ganggu Kesehatan Usus dan Kekebalan Tubuh

Fajarasia.id – Para ilmuwan menemukan partikel plastik kecil dapat mengumpul di dalam usus tikus. Proses tersebut kemudian dapat menyebabkan kerusakan pada kesehatan usus dan sistem kekebalan tubuh mereka.

Penelitian ini dipimpin para peneliti Institute of Applied Ecology of the Chinese Academy of Sciences. Peneliti memaparkan tikus pada nanoplastik polistiren (PS-MNP) melalui oral selama 28 hari.

PS-MNP merupakan pecahan plastik berdiameter satu nanometer hingga lima milimeter. Partikel-partikel ini dapat dilepaskan ke lingkungan melalui degradasi sampah plastik.

“Para peneliti menemukan bahwa PS-MNP dapat terakumulasi di usus tikus dan secara signifikan mengubah komposisi dan metabolisme mikrobiota usus, komunitas mikroorganisme yang hidup di saluran pencernaan. Hal ini menyebabkan peningkatan bakteri yang berpotensi membahayakan dan penurunan bakteri menguntungkan di usus, sehingga dapat meningkatkan risiko infeksi,” tulis situs Chinese Academy of Sciences, Minggu (24/12/2023).

“PS-MNP juga mengganggu fungsi penghalang usus, yaitu lapisan sel dan lendir yang melindungi usus dari zat berbahaya dan patogen. PS-MNP mengurangi ekspresi protein yang menjaga hubungan erat antara sel dan lapisan mukosa, menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan di usus.”

Selain itu, PS-MNP menghambat sel T, yakni sejenis sel darah putih yang mengatur respons imun tubuh. PS-MNP juga mengurangi sekresi imunoglobulin A, sejenis antibodi yang melindungi permukaan mukosa dari patogen.

Para peneliti juga menemukan efek dan mekanisme PS-MNP pada usus tikus bergantung pada ukuran dan waktu pemaparan partikel. Partikel lebih kecil dan waktu pemaparan lebih lama menyebabkan kerusakan dan peradangan yang lebih parah.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Environment International ini menunjukkan nanoplastik dapat menimbulkan ancaman serius bagi kesehatan manusia. Ini karena manusia dan hewan dapat dengan mudah menelannya melalui makanan dan air.

Para peneliti menyerukan penelitian lebih banyak. Mereka juga mendorong peraturan pencegahan dan mengurangi kontaminasi lingkungan dan risiko kesehatan akibat mikro dan nanoplastik.****

Pos terkait