Otorita IKN Kebanjiran Tawaran Kerja Sama Investasi

Otorita IKN Kebanjiran Tawaran Kerja Sama Investasi

Fajarasia.id – Kepala Otorita IKN Bambang Susantono mengatakan, pihaknya menerima 250 lebih tawaran kerja sama pembangunan Ibu Kota Baru Indonesia. Tawaran tersebut, rata-rata berupa kerja sama investasi pada proyek pembangunan IKN.

Bambang mengatakan, pihaknya terus membuka peluang investasi dari negara-negara lain untuk terlibat aktif dalam pembangunan IKN. Sejauh ini, terdapat 19 negara yang sudah menanamkan investasinya di IKN.

“Terakhir kira-kira sudah, 17 negara, mungkin sekarang sudah 19 (negara). Komunikasi aktif dengan semua yang benar-benar sudah masuk ke tahap non disclosure agreement terus dilakukan,” kata Bambang usai mengikuti acara Diskusi Publik ‘Membangun Ekosistem Seni dan Budaya di Ibu Kota Nusantara (IKN)’, di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (3/8/2023).

Dalam investasi itu, Bambang menjelaskan, Indonesia dengan negara yang berinvestasi juga saling berbagi ilmu pengembangan pembangunan. Tawaran kerja sama dengan jumlah negara yang ada saat ini pun terus bergerak.

Menurutnya, negara-negara yang berinvestasi di IKN itu juga bertukar data. Dari sana negara-negara ini akan melakukan feasibility study atau studi kelayakan.

“Paling banyak ada negara besar Singapura, Korea Selatan, Uni Eropa, Amerika, kemudian Jepang, dan Tiongkok. Minat investasi di berbagai area banyak di renewable energy, teknologi smart city, dan real estat development,” katanya, menjelaskan.

Pemerintah Indonesia memastikan, IKN memiliki opera house seperti Sidney, Australia. Bambang mengaku, telah berdiskusi dengan sejumlah figur standup komedian, artis, hingga seniman.

“Sidney punya opera house kenapa kita nggak punya, kita bisa menonjolkan kultural kita. Standup komedi minta di buatkan teater kecil, sanggar juga minta tempat, lalu musisi juga, kami sedang membuatnya,” ujar Bambang.

Selain itu, Bambang mengungkapkan, IKN juga menghadirkan museum yang futuristik. Jadi, tidak hanya menjadi tempat peninggalan barang-barang bersejarah saja.

“Museum, kita berfikir yang bersifat sejarah, beberapa negara sudah menghadirkan museum futuristik. Bagaimana bisa mengetahui kehidupan di kemudian hari, misal di Abu Dhabi,” ucap Bambang.***

Pos terkait