Negara-negara ASEAN terinspirasi Empat Aspek Merdeka Belajar

Negara-negara ASEAN terinspirasi Empat Aspek Merdeka Belajar

Fajarasia.id – Negara-negara ASEAN terinspirasi empat aspek yang ada dalam Merdeka Belajar. Mulai dari pembelajaran dasar hingga pemanfaatan teknologi.

“Transformasi digital melalui gerakan Merdeka Belajar dapat memperkuat ekosistem pendidikan di Indonesia. Sekaligus menginspirasi negara-negara anggota ASEAN,” kata Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek Suharti dalam keterangan tertulis, Kamis (3/8/2023).

“Sejak 2019 Indonesia memasuki paradigma baru. Di mana teknologi berperan sebagai penggerak transformasi dalam sistem pendidikan,” katanya, menambahkan.

Suharti membeberkan, keempat aspek Merdeka Belajar yang dimaksud meliputi komitmen pada pembelajaran dasar, dukungan terhadap keterampilan mengajar. Kemudian menargetkan kelompok tertentu, serta memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan dan mempercepat kemajuan.

Menurutnya, keempat aspek tersebut telah membantu pemerintah dalam mengatasi tantangan pendidikan termasuk yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19. Oleh karena itu, gerakan Merdeka Belajar memiliki fokus utama untuk mengatasi krisis pembelajaran.

“Program Merdeka Belajar juga mendorong sistem pendidikan yang menciptakan pembelajar sepanjang hayat yang kompeten. Sekaligus mencerminkan profil Pelajar Pancasila,” kata Suharti mengungkapkan.

Dia menjelaskan, gerakan Merdeka Belajar menghadirkan pengalaman proses pembelajaran yang menyenangkan dan memberdayakan siswa untuk bereksplorasi. Sementara para guru bersama Kepala Sekolah dilatih lebih berdaya guna untuk menciptakan kurikulum terbaik.

“Di antara empat aspek tersebut, kami memulai dengan menetapkan penilaian nasional sebagai wujud pelaksanaan prioritas pertama. Dengan desain asesmen yang komprehensif dan tes berbasis komputer, Asesmen Nasional dirancang menangkap kemampuan siswa dengan lebih baik,” katanya, menjelaskan.

Melalui Asesmen Nasional, Kemendikbudristek mendorong pembelajaran yang berfokus pada penguasaan ilmu dan bukan pada ujian. Instrumen penilaian dalam Asesmen Nasional mencakup kemampuan kognitif, input, proses yang terlibat dalam pembelajaran.

“Seperti kualitas pembelajaran, kepemimpinan kepala sekolah, persepsi guru, risiko kekerasan, perundungan, dan intoleransi. Bersamaan dengan reformasi penilaian, kami mengubah kurikulum yang lebih berfokus pada kedalaman daripada keluasan ilmu,” ujarnya.

“Dengan begitu, lebih sedikit topik yang dibahas. Tetapi lebih banyak keterlibatan yang bermakna di kelas,” ucapnya.

Prioritas kedua adalah mendukung keterampilan mengajar dengan mengubah pendidikan guru prajabatan. Dari yang semula berorientasi pada teori menjadi praktik.

Selain itu, para guru juga mendapat praktik pelatihan dan pengalaman mengajar serta membentuk komunitas belajar. Hal ini guna memastikan adanya dukungan dari rekan sejawat yang mendorong lahirnya ide kreatif pembelajaran.

Prioritas ketiga adalah intervensi untuk menunjang kebutuhan sekolah, guru, dan siswa. Yaitu dengan pemberian bimbingan belajar tambahan dengan mengirimkan mahasiswa untuk mengajar melalui kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka.

Terkait kebijakan pemberian hibah, Kemendikbudristek menyediakan lebih banyak dana bagi sekolah-sekolah di daerah terpencil. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan logistik dan pengadaan alat pembelajaran dengan lebih baik.

Prioritas keempat dalam gerakan Merdeka Belajar adalah pemanfaatan teknologi dalam meningkatkan dan mempercepat kemajuan pembelajaran. Sebagai langkah awal, Kemendikbudristek memastikan transformasi digital yang bermanfaat dan berkelanjutan di bidang pendidikan dengan menjaring, mengintegrasikan, dan memanfaatkan data yang sudah dikumpulkan.

“Para pemangku kepentingan daerah seperti sekolah dan unit pelaksana teknis (UPT) mengumpulkan dan memvalidasi data sebelum digunakan lebih lanjut. Ini sebagai dasar untuk menciptakan dan mengembangkan platform digital,” ujar Suharti, menambahkan.

Beberapa platform yang telah diluncurkan Kemendikbudristek untuk mendukung peningkatan mutu pembelajaran antara lain Merdeka Mengajar. Kemudian Rapor Pendidikan, Belajar.id dan platform Kampus Merdeka. ****

Pos terkait