Fajarasia.id – Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, pelaksanaan puncak haji tahun ini tetap dievaluasi mendalam. Mulai dari Wukuf di Arafah, Mabit di Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Evaluasi dikakukan untuk perbaikan penyelenggaraan haji 2025.
Yaqut menilai, tantangan pada penyelenggaraan haji tahun 2024 ini adalah lahan yang terbatas di Armuzna. “Tantangan pertama itu ruang yang memang serba terbatas, di Muzdalifah yang sudah terbatas,” ujar Yaqut saat memberikan keterangan di Madinah, Minggu (23/6/2024).
Menurutnya, pembangunan fasilitas tambahan tidak sebanding dengan penambahan kuota juga menjadi penyebab area Armuzna semakin berkurang. “Kemudian sekarang dibangun toilet-toilet baru yang memakan tempat lebih dari dua hektar,” kata Yaqut.
“Kemudian di Mina jemaah bertambah banyak, tetapi kapasitas juga tidak bertambah. Sehingga mau tidak mau akan terjadi kepadatan, tantangannya di situ saya kira.”
Dikatakan, selain lahan yang terbatas, tantangan penyelenggaraan haji lainnya adalah kesehatan. “Tahun-tahun sebelumnya kita tidak memperlakukan istithaah kesehatan sebagai syarat untuk melakukan pelunasan,” katanya.
Namun, pada 2024, Kemenag menerapkan istithaah kesehatan sebagai syarat untuk melakukan pelunasan bagi jemaah.
“Alhamdulillah ini juga bisa menekan angka wafatnya jamaah yang ada di prosesi haji ini,” ujar menteri yang akrab disapa Gus Men ini.
Beberapa hal tersebut, lanjut Gus Men, selalu menjadi ikhtiar Kemenag dalam memberikan layanan terbaik bagi jemaah haji Indonesia. “Saya kira beberapa hal ini selalu kita ikhtiarkan sebagai bagian dari usaha untuk meningkatkan layanan kepada jemaah haji Indonesia,” kata Gus Men.
Sebagai informasi, puncak haji telah dilaksanakan sejak 8-13 zulhijjah atau 13-18 Juni 2024. Hingga, Sabtu (22/6/2024) pada pukul 10.05 Waktu Arab Saudi (Was), sebanyak 224 jemaah haji Indonesia syahid di Tanah Suci.****