Fajarasia.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyemangati seluruh anak di Indonesia harus tetap bersekolah tanpa memikirkan persoalan biaya. Sebab, saat ini pemerintah memiliki Program Indonesia Pintar (PIP) yang anggarannya mencapai belasan triliun rupiah.
Jokowi berbicara persaingan kompetisi antarnegara ke depan tidaklah mudah. Untuk itu, dia menilai pentingnya sumber daya manusia.
“Kita tahu persaingan ke depan itu tidak semakin gampang. Akan semakin sulit. Oleh sebab itu, yang namanya SDM itu menjadi kunci. Persaingan antarnegara, persaingan antar-individu dengan individu. Oleh sebab itu, anak-anak kita harus sekolah semuanya. Setuju?” kata Jokowi saat menyerahkan bantuan PIP di Blora, Jawa Tengah, seperti disiarkan akun YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (23/1/2024).
“Kenapa ada yang namanya KIP ini. Untuk SD, untuk SMP, untuk SMA, SMK. Juga ada KIP kuliah, agar anak-anak kita juga yang pintar-pintar kuliah semuanya. Setuju? Tidak berpikir masalah biaya tapi karena pemerintah menyediakan baik dari KIP kuliah maupun LPDP, baik di dalam negeri maupun sekolah LN dijamin beasiswanya oleh KIP kuliah maupun LPDP,” lanjut Jokowi.
Jokowi meminta orang tua murid juga memberikan semangat dan memanfaatkan betul program pemerintah. Dia bicara pendidikan anak tidak memedulikan latar belakang orang tua.
“Kemarin waktu di Magelang saya tanya murid bapaknya apa, ‘kerjanya kuli bangunan, Pak’, nggak apa-apa itu juga sebuah pekerjaan yang mulia. Tapi anaknya harus kuliah. Saya tanya lagi yang lain, ‘Bapakmu kerja apa’, ‘sopir Pak’, tidak apa-apa. Bapakmu kerja keras tapi anaknya harus sekolah sampai kuliah dan lulus. betul? Bapakmu kerja apa, petani. Petani itu juga pekerjaan yang mulia tapi anaknya harus sekolah SD, SMP, SMA, SMK kuliah lulus, kalau perlu naik lagi ke jenjang S2 atau S3,” ujarnya.
Jokowi lantas menyebut orang tuanya dulu bukanlah orang yang berpunya. Meski begitu, dia bertekad tetap bersekolah meski tak ada biaya.
“Bapak saya juga bukan orang yang berpunya. Orang tua saya juga bukan orang tua yang berpunya saat itu. Saya tidak mau anak-anak kita ada yang tidak sekolah gara-gara orang tuanya tidak mampu membiayai. Semua harus sekolah,” ujarnya.***