Fajarasia.id – Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencetak 38.387 tenaga kerja industri melalui program pelatihan SDM industri dan penyelenggaraan pendidikan vokasi industri sepanjang 2023.
“Kemenperin terus meningkatkan kualitas maupun kuantitas SDM industri untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja nasional. Hal tersebut diwujudkan dengan mencetak 38.387 tenaga kerja industri melalui program pelatihan SDM industri dan penyelenggaraan pendidikan vokasi industri. Jumlah tersebut meningkat 18,6 persen dibandingkan dengan 31.236 SDM tahun lalu,” kata Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (14/12/2023).
Sepanjang 2023, BPSDMI telah menyelenggarakan 666 pelatihan untuk 32.714 orang di berbagai provinsi di Indonesia, meningkat 21 persen dari tahun sebelumnya dengan 25.709 peserta pelatihan.
Kepala BPSDMI Kemenperin Masrokhan mengatakan diklat yang digelar diantaranya meliputi sektor makanan dan minuman (mamin), pengelasan, furnitur, animasi, digital marketing, elektronika, permesinan, otomotif, fiber optik, plastik, tekstil, dan lain-lain.
Pelatihan yang diselenggarakan adalah Diklat 3 in 1, di mana dalam satu diklat, peserta bisa mendapatkan tiga manfaat sekaligus, yakni pelatihan keterampilan (skill), sertifikat kompetensi yang dapat berguna di dunia kerja, hingga penempatan kerja.
Untuk tenaga kerja industri, sertifikat kompetensi bermanfaat untuk meningkatkan daya saing dan kesejahteraan pekerja. BPSDMI memfasilitasi Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), yakni lembaga pelaksana kegiatan sertifikasi profesi yang mendapat lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Sertifikat profesi tersebut menunjukkan apakah seorang pekerja memenuhi standar kompetensi tertentu, dengan kata lain menjadi bukti kompetensi dan kualifikasi.
“Pada tahun ini hingga November 2023, BPSDMI memfasilitasi 30 LSP dari tujuh sektor industri. Jumlah fasilitasi kegiatan sertifikasi kompetensi tahun ini mencapai 4212 fasilitasi,” ujar Masrokhan.
Dalam mendukung peningkatan kualifikasi pekerja, telah disusun pula empat Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI) dan empat Rancangan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (RKKNI). SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan/atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan.
Sementara itu, KKNI merupakan kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja, serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja.
Untuk mencetak SDM industri baru yang berkualitas, BPSDMI Kemenperin menyelenggarakan pendidikan melalui sembilan SMK, 11 Politeknik, dan dua Akademi Komunitas yang tersebar di Indonesia. Politeknik dan akademi komunitas (akom) di lingkungan Kemenperin telah mencetak 5.673 lulusan pada tahun 2023, dengan 87,34 persen lulusan SMK serta 74,04 persen lulusan politeknik dan akom sudah terserap dunia kerja ketika lulus.
Adapun siswa dan mahasiswa sekolah dan kampus Kemenperin diterima lewat Jalur Penerimaan Vokasi Industri (JARVIS). Sepanjang 2023, terdapat 31.211 pendaftar JARVIS, naik 5 persen dari tahun sebelumnya dengan 29.828 pendaftar. Sedangkan total siswa dan mahasiswa yang diterima tahun ini adalah 6.559 orang.
Selain mencetak tenaga kerja industri, BPSDMI Kemenperin juga menyelenggarakan pembinaan, pendidikan, dan pelatihan untuk ASN di lingkungan Kemenperin guna mencetak SDM Aparatur berkualitas yang dapat memberikan pelayanan prima bagi masyarakat. Pada tahun ini, BPSDMI telah mengadakan diklat untuk 618 ASN Kemenperin.
“Selain itu, BPSDMI juga memfasilitasi 75 ASN Kemenperin untuk melanjutkan pendidikan. Beberapa di antaranya bekerja sama dengan Perguruan Tinggi Negeri seperti IPB, ITM, UGM, dan Unpad,” katanya.
Untuk mendukung kualitas pendidikan dan vokasi Kemenperin, BPSDMI menggaet berbagai mitra dari dalam maupun luar negeri, dengan total 18 kerja sama berupa MoU atau perjanjian kerja sama yang ditandatangani tahun ini. Beberapa mitra tersebut di antaranya ASTM International (Amerika Serikat), Jeonbuk Digital Convergence Center (Korsel), Foshan Polytechnic (China), dan The State Secretariat for Economic Affairs of the Swiss Confederation (Swiss).***