Fajarasia.id – Proses evakuasi korban jiwa hingga pemulihan pascagempa bumi 6,1 magnitudo di Tiongkok, Senin (18/12/2023), terkendala beberapa faktor. Salah satunya, yakni cuaca dingin ekstrem di bawah 0 derajat celcius terjadi sejak pekan lalu.
“Suhu di sekitar pusat gempa di Gansu turun menjadi sekitar minus 15 derajat celcius. Pada Selasa malam, saat tim penyelamat melanjutkan pekerjaan mereka,” kata lembaga penyiaran CCTV dikutip laman Reuters, Rabu (20/12/2023).
Dikabar media lokal Tiongkok mengutip para peneliti, korban terjebak reruntuhan terkena suhu minus 10 derajat celcius. Mereka terjebak tanpa mendapat bantuan.
Para korban gempa Tiongkok berisiko terkena hipotermia. Selain itu, hanya dapat bertahan hidup antara lima hingga 10 jam jika tidak terluka.
Kekhawatiran semakin meningkat, para penyintas menunggu penyelamatan untuk bisa menghindari cuaca dingin ekstrem. Dengan suhu di pusat gempa di wilayah Jishishan, Gansu, diperkirakan turun minus 17 derajat celcius hari ini.
Survei Geologi AS (Amerika Serikat) mengatakan, gempa berkekuatan 5,9 Skala Richter pada Senin malam terjadi di kedalaman dangkal. Kejadian tersebut, terjadibpada pukul 23.59 waktu setempat.
Yakni, dengan pusat gempa sekitar 100 kilometer dari ibu kota provinsi Gansu, Lanzhou. Lusinan gempa susulan yang lebih kecil terjadi setelahnya.
Para pejabat Tiongkok memperingatkan, bahwa gempa berkekuatan lebih dari 5,0 magnitudo kemungkinan terjadi dalam beberapa hari ke depan. Ribuan petugas pemadam kebakaran dan personel penyelamat telah dikirim ke zona bencana.*****