Enam Gunung Erupsi Bersamaan, Ini Penjelasan Pusat Vulkanologi

Enam Gunung Erupsi Bersamaan, Ini Penjelasan Pusat Vulkanologi

Fajarasia.id – Sejumlah gunung api di Indonesia menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanis dalam beberapa hari terakhir. Setidaknya, ada enam gunung api yang mengalami erupsi bersamaan di pekan kedua April 2024 ini.

Dilansir dari data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), keenam gunung api tersebut, yaitu Gunung Ruang, Gunung Ibu, Gunung Lewolotok. Lalu Gunung Dukono, Gunung Semeru, dan Gunung Marapi.

Kepala PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM, Hendra Gunawan memastikan, peningkatan aktivitas vulkanis di enam gunung tersebut tidak saling terkait. “Saat ini ada enam gunung api dalam status siaga, namun tidak berarti itu semuanya erupsi,” kata Hendra dalam perbincangannya dengan Pro3 RRI, Sabtu (20/4/2024).

Ia mencontohkan, saat ini pihaknya terus memantau aktivitas Gunung Awu di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara. “Di mana, tercatat sekitar beberapa hari lalu meningkat ke level 3, tapi belum erupsi hanya dari segi data rekaman meningkat,” katanya.

Sedangkan gunung lain yang erupsi, menurut Hendra, memang gunung-gunung tersebut sering erupsi dalam beberap tahun terakhir. “Beberapa gunung ini sudah level siaga bahkan sejak beberapa tahun lalu, seperti gunung Merapi Yogjakarta, gunung Semeru juga begitu,” ujarnya.

Begitu juga Gunung Lewolotok, yang sampai saat ini masih terus terjadi erupsi. “Jadi, meskipun tidak bersamaan tapi erupsi ini hampir terus menerus sejak berapa tahun lalu,” ucap dia.

Namun, kata Hendra, peristiwa gunung api yang erupsi berkepanjangan atau terus-menerus merupakan fenomena alam bisa. Mengingat Indonesia berada di zona api.

“Di mana itu tempat pertemuan beberapa lempeng yang menyebabkan tumpukan lempeng. Ini kemudian mengakibatkan panas sehingga lelehan dari batu naik ke ke permukaan,” katanya.

Fenomena alam ini, menurut Hendra, bahkan sudah berproses sejak jutaan tahun lalu secara alamiah. “Ya, setiap gunung mempunyai sejarah erupsinya masing-masing, ada yang erupsinya 5 tahun ada yang 10 tahun ada yang 50 tahun,” ujar Hendra.

“Ini sudah terjadi beberapa abad sebelumnya, jadi bukan ujug-ujug mendadak erupsi ya. Tapi ini memang pengulangan dari apa dari bawah gunung yang sejak ribuan tahun lalu sudah terjadi.”

Masing-masing gunung, lanjutnya, kategori peningkatan aktivitas vulkanisnya beragam. Ada gunung yang kategorinya yang sangat aktif.

“Seperti Gunung Merapi dan Gunung Semeru itu sepanjang tahun. Jadi kalau sekarang ada gunung yang baru erupsi bergabung seolah-olah bersamaan, padahal, gunung tersebut baru erupsi, ucap dia.

Ia lantas mencontohkan seperti gunung Ruang yang interval waktu erupsinya bisa sampai 50 tahun sekali atau 30 tahun kemudian. “Beda dengan Semeru dan Merapi ini hampir sepanjang tahun ini. Mudah-mudahan gunung Ruang ini dalam waktu dekat ke depan ini semakin menurun ya,” ujarnya.

Namun demikian, Hendra mengimbau masyarakat tetap mewaspadai bila kembali terjadi peningkatan aktivitas vulkanis yang berpotensi erupsi. “Masyarakat diharapkan selalu memperhatikan peringatan yang disampaikan pemerintah, tetap ikuti arahan dari Pemda maupun PPBD setempat,” ujar Hendra.***

Pos terkait