Fajarasia.id – Angka kematian dan kesakitan yang dialami petugas dalam penyelenggaraan Pemilu 2024 menjadi catatan kelam pemerintah. Untuk mengantisipasi kejadian seperti ini di masa yang akan datang, pemerintah mengusulkan beberapa hal penting.
“Saya mengusulkan agar penyelenggara Pemilu memastikan para petugas pemilu ini dalam kondisi fit, sehingga harus ada seleksi kesehatan kepada mereka yang sakit. Khususnya jika ada komplikasi atau komorbid tertentu,” kata Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (27/2/2024).
Muhadjir juga menekankan agar setiap petugas pemilu memiliki catatan atau rekam medik yang bagus. Dengan begitu, ketika ada pemeriksaan kesehatan rutin, kondisi para petugas dalam kondisi sehat.
“Saya kira ini pengalaman sangat berharga, dan tahun ini kalau tidak salah angka kematiannya jauh lebih rendah dibanding tahun 2019. Ini berarti sudah ada perbaikan-perbaikan,” kata dia.
Meski begitu, bukan berarti para petugas luput dari perhatian. Untuk itu, Muhadjir mengingatkan agar pemeriksaan kesehatan petugas pemilu dilakukan secara ketat.
“Standar tes kesehatan calon petugas adhoc pemilu harus ketat, mungkin tidak seketat calon taruna tetapi paling tidak harus mendekatilah, karena mereka bekerja dalam waktu yang cukup lama,” kata Muhadjir, menambahkan.
“Belum lagi ditambah pikiran, menghadapi kasus-kasus berat yang ada di lapangan. Kemudian tekanan dari publik juga sangat kuat, saya kira ini perlu menjadi pembelajaran,” ucap Muhadjir.
Terakhir, Muhadjir meminta supaya petugas pemilu kedepan dibekali dengan asuransi jaminan ketenagakerjaan. “Sehingga ada kepastian, terutama kalau ada kejadian musibah seperti ini, ahli warisnya tidak ikut menanggung atau bisa diperingan bebannya,” ujar Mantan Menteri Pendidikan itu.****