Fajarasia.co – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan perahu listrik untuk menggantikan kapal bermesin motor tempel. Hal ini guna membantu para nelayan menghemat biaya operasional.
“Perahu listrik bisa menjadi solusi masalah biaya operasional nelayan. Mengingat sekitar 60 persen dari biaya melaut digunakan untuk membeli bahan bakar,” kata Peneliti dari Pusat Riset Konversi dan Konservasi Energi BRIN Cuk Supriyadi Ali Nandar kepada wartawan, Selasa (27/9/2022).
Lebih jauh, Cuk menyampaikan bahwa perahu bermotor listrik berbasis baterai lebih efisien dan ramah lingkungan. Dibandingkan dengan perahu konvensional berbahan bakar minyak yang biasa digunakan oleh nelayan.
“BRIN telah menguji coba pemanfaatan perahu listrik untuk transportasi antarpulau di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Serta perahu listrik untuk transportasi wisata di Kampung Karst, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan, dan daerah tujuan wisata Tani Betet di Provinsi Jawa Timur,” ujarnya.
“Saat ini kita lebih banyak aplikasinya untuk mengenalkan ke masyarakat untuk wisata-wisata. Sehingga sebagai program untuk sosialisasi bahwa di perahu ini bisa juga menggunakan listrik,” katanya.
Di sisi lain, Cuk mengemukakan potensi besar pengembangan alat transportasi bertenaga listrik di Indonesia yang 70 persen wilayahnya berupa lautan. Di mana 67 persen kabupaten dan kotanya berada di kawasan pesisir.
“Apalagi 40 persen pengangkutan barangnya dilakukan lewat laut dan sekitar 1,4 juta kepala rumah tangganya nelayan. Indonesia sendiri ada sekitar 395 ribu kapal perikanan laut dan sebanyak 231 ribu di antaranya berupa kapal bermesin motor tempel,” ujarnya.****