Fajarasia.id- Taiwan menggelar latihan militer terbaru dengan melibatkan pesawat, kapal dan sistem pertahanan udara pada Kamis (28/11) waktu setempat. Pada saat bersamaan, Kementerian Pertahanan Taipei mendeteksi keberadaan dua balon udara China di dekat pulau tersebut.
China dan Taiwan memiliki pemerintahan terpisah sejak tahun 1949 silam. Namun Beijing bersikeras mengklaim Taipei sebagai bagian wilayah kedaulatannya dan menegaskan tidak akan mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk membawa Taiwan di bawah kendalinya.
Beijing secara rutin mengerahkan jet tempur, drone dan kapal perang ke sekitar wilayah Taiwan, bahkan terkadang mengerahkan balon-balon udara, untuk terus meningkatkan tekanan militer.
Komando Angkatan Udara Taiwan dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Kamis (28/11/2024), menyebut latihan militer pada pagi hari itu bertujuan untuk menguji “respons dan prosedur keterlibatan unit pertahanan udara”.
“Berbagai jenis pesawat, kapal, dan sistem rudal pertahanan udara dikerahkan mulai pukul 05.00 hingga pukul 07.00 waktu setempat,” demikian pernyataan Komando Angkatan Udara Taiwan.
Terakhir kali, Komando Angkatan Udara Taiwan menggelar latihan militer serupa pada Juni lalu, atau sebulan setelah Presiden Lai Ching-te menjabat.
Saat latihan militer itu digelar, Kementerian Pertahanan Taiwan melaporkan pihaknya mendeteksi dua balon udara China di perairan sebelah utara pulau tersebut. Balon-balon udara itu terdeteksi mengudara di dua lokasi yang berjarak sekitar 111 kilometer sebelah barat laut dan 163 kilometer sebelah utara Keelung City.
Hal ini menyusul penampakan balon udara China pada Minggu (24/11) waktu setempat di perairan yang sama.
Selain kehadiran dua balon udara, menurut laporan Kementerian Pertahanan Taiwan, sebanyak 13 pesawat militer dan tujuh kapal Angkatan Laut China juga terdeteksi di sekitar Taiwan dalam waktu 24 jam terakhir, hingga Kamis (28/11) pagi sekitar pukul 06.00 waktu setempat.
Taiwan terus-menerus berada di bawah ancaman invasi militer China, dan telah meningkatkan belanja pertahanan dalam beberapa tahun terakhir dengan memperkuat kemampuan militernya.
Taipei memiliki industri pertahanan dalam negeri, namun juga sangat bergantung pada penjualan senjata dari Amerika Serikat (AS), yang menjadi mitra terpenting dan pemasok senjata serta amunisi terbesar Taiwan.
Taiwan menggambarkan balon-balon udara China itu sebagai bentuk pelecehan “zona abu-abu”, taktik yang tidak termasuk dalam tindakan perang.***