Fajarasia.id – Hampir 18 juta warga Sudan kini tengah menghadapi kelaparan akut menurut laporan terbaru Program Pangan Dunia (WFP. Dari jumlah tersebut, hampir lima juta orang berada dalam tingkat kelaparan darurat seiring berkobarnya perang di kawasan ini.
“Ini merupakan jumlah tertinggi yang pernah tercatat selama musim panen. WFP membutuhkan USD210 juta (sekitar Rp3,3 triliun-red) pada Januari–Juni 2024 , untuk memastikan bahwa keluarga dapat terus mengakses bantuan pangan yang dapat menyelamatkan jiwa,” tulis WFP dalam keterangannya, Minggu (4/2/2024).
Laporan tersebut juga menyatakan lebih dari 75 persen kondisi kelaparan darurat berada di wilayah yang aksesnya sangat terbatas. Akses tersebut sulit ditempuh akibat pertempuran sengit dan aturan pembatasan.
“Faktor pendorong utama terjadinya kerawanan pangan adalah meningkatnya konflik dan meningkatnya kekerasan antar kelompok masyarakat, krisis ekonomi, melonjaknya harga pangan, bahan bakar dan barang-barang penting, serta produksi pertanian yang berada di bawah rata-rata,” tulis WFP.
“Sudan juga menghadapi krisis pengungsian terburuk di dunia , dengan sekitar tujuh juta orang terpaksa meninggalkan rumah mereka sejak konflik meletus pada April 2023, menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi. WFP telah memberikan bantuan kepada lebih dari 1,2 juta orang yang mengungsi ke negara tetangga.”
WFP menggarisbawahi bahwa tanpa adanya bantuan, akan muncul risiko besar yang membuat warga Sudan terjerumus dalam bencana. WFP telah menyalurkan makanan ke lebih dari 5,2 juta warga Sudan sejak awal konflik.
Menurut WFP, titik-titik konflik seperti Khartoum, Darfurs, dan Kordofan sebagian besar masih belum dapat diakses. WFP hanya berhasil menyalurkan bantuan ke wilayah Khartoum, yang sebelumnya konvoi bantuan tidak dapat lewat antara Agustus-November.****