Fajarasia.id – Nilai tukar rupiah masih dapat mempertahankan penguatannya terhadap dolar AS dalam penutupan perdagangan sore ini. Data Bloomberg menunjukkan, rupiah menguat 44 poin (0,28 persen) menjadi Rp15.848 per dolar AS.
Analis Pasar Uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, pergerakan rupiah hari ini dipengaruhi oleh sentimen pasar terhadap prospek suku bunga. Serta kekhawatiran akan meluasnya konflik geopolitik di Timur Tengah.
“Pasar mengantisipasi rilis data utama ketenagakerjaan non-pertanian (non-farm payrolls). Hal ini mendorong lebih banyak kehati-hatian terhadap suku bunga Amerika Serikat,” kata Ibrahim dalam analisisnya, Jumat (5/4/2024).
Pasar, menurut Ibrahim, juga khawatir akan memburuknya konflik Timur Tengah pascaserangan udara Israel ke kantor konsulat Iran di Suriah. Iran mengancam akan melakukan tindakan militer terhadap Israel sebagai balasan atas serangan itu.
“Di Amerika Serikat, sejumlah pejabat The Fed melontarkan pernyataan yang beragam mengenai prospek suku bunga. Presiden The Fed Minneapolis Neel Kashkari mengatakan inflasi tinggi membuat The Fed kemungkinan tidak memangkas suku bunga sama sekali,” ujar Ibrahim.
Di Jepang, pejabat bank sentralnya mengisyaratkan pengetatan moneter karena meningkatnya inflasi. Sebelumnya, Bank of Japan menyatakan akan melakukan intervensi di pasar mata uang, untuk memperkuat nilai tukar Yen.
Di dalam negeri, Ibrahim mencermati posisi cadangan devisa Maret 2024 yang menurun menjadi 140,4 miliar dolar AS. Sedangkan posisi cadangan devisa Februari tercatat sebesar 144 miliar dolar AS.
Menurut Ibrahim, meski menurun, namun posisi cadangan devisa masih baik. Penurunannya pun antara lain digunakan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah.