Fajarasia.id – Seorang jurnalis Amerika Serikat (AS) Evan Gershkovich dijatuhi hukuman 16 tahun penjara oleh pengadilan Rusia atas dakwaan “spionase”. Penjatuhan hukuman itu menuai kecaman keras dari Presiden AS Joe Biden, yang bertekad untuk membebaskan Gershkovich dari bui.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (20/7/2024), Gershkovich dijatuhi hukuman penjara hanya setelah menjalani tiga sesi persidangan yang digelar tertutup dan rahasia di kota Ural, Yekaterinburg, kota tempat dia ditangkap saat dalam perjalanan untuk melakukan peliputan pada Maret 2023 lalu.
Dalam sidang putusan yang digelar Jumat (19/7) waktu setempat, Gershkovich tampak tidak memberikan reaksi saat hukuman 16 tahun penjara dijatuhkan terhadapnya. Dia hanya melambaikan tangan kepada rekan-rekan jurnalis yang menghadiri persidangan ketika dia dibawa pergi keluar ruang sidang.
Hakim Andrei Mineyev dalam putusannya menyatakan Gershkovich akan dikirimkan ke “koloni rezim yang ketat” — merujuk pada kamp penjara Rusia yang dikenal dengan kondisi yang keras dan aturan yang ketat.
Setelah hukuman dijatuhkan, Biden dalam pernyataannya menyebut Gershkovich telah “menjadi target pemerintah Rusia karena dia seorang jurnalis dan seorang warga negara Amerika”.
“Kami berusaha keras untuk membebaskan Evan dan akan terus melakukannya,” tegas Biden dalam pernyataan tertulis yang dirilis Gedung Putih.
Gershkovich yang berusia 32 tahun, yang merupakan koresponden Wall Street Journal, mengaku tidak bersalah atas dakwaan spionase. Persidangan kasusnya dipercepat sejak sidang pertama digelar pada akhir Juni lalu, dengan tim jaksa dan pengacara memberikan argumen terakhir pada Jumat (19/7) waktu setempat.
Kremlin tidak memberikan bukti ke publik atas tuduhan spionase tersebut, dan hanya mengatakan bahwa Gershkovich tertangkap basah sedang memata-matai sebuah pabrik tank di wilayah Ural saat bekerja untuk badan intelijen pusat AS atau CIA.
Jaksa Rusia, pada Jumat (19/7), menyatakan Gershkovich bertindak dengan “kehati-hatian dan kerahasiaan”.
Ketika ditahan otoritas Moskow tahun 2023 lalu, Gershkovich tercatat sebagai jurnalis pertama di Rusia yang didakwa atas spionase sejak Perang Dingin.
Dia telah menghabiskan waktu hampir 16 bulan di dalam penjara atas tuduhan yang selalu dianggap rekayasa oleh pemerintah AS dan kantor media Wall Street Journal (WSJ) yang mempekerjakan Gershkovich.
“Hukuman yang memalukan dan direkayasa ini terjadi setelah Evan menghabiskan 478 hari di penjara, ditahan secara tidak sah, jauh dari keluarga dan teman-temannya, dilarang melaporkan, semuanya karena melakukan pekerjaannya sebagai jurnalis,” sebut publisher WSJ Almar Latour dan editor-in-chief WSJ Emma Tucker dalam pernyataan bersama.
Otoritas AS meyakini Gershkovich dijadikan sebagai alat tawar-menawar untuk menjamin pembebasan warga Rusia yang dihukum di luar negeri.
Baik Washington maupun Moskow mengatakan pembicaraan soal pertukaran tahanan sedang berlangsung.
Rusia sebelumnya menegaskan kebijakannya tidak melakukan pertukaran narapidana sebelum mereka dinyatakan bersalah. Hal ini menunjukkan bahwa hukuman 16 tahun penjara yang dijatuhkan pengadilan Rusia itu bisa membuka jalan bagi Gershkovich untuk akhirnya ditukarkan dalam sebuah kesepakatan.****