Fajarasia.id – DI tengah riuh dan bisingnya aktivitas Pasar Tengah, Tanjungkarang, Bandar Lampung, terlihat seorang lelaki sepuh sibuk memperbaiki sepatu pelanggan. Dengan peralatan seadanya ia tampak cekatan bekerja.
Syamsuar, 73 tahun, sosok lelaki sepuh itu dengan tenang menjahit sol sepatu. Jari-jarinya masih kuat menancapkan jarum di area sol untuk merajut nilon ke sepatu yang menganga.
Setiap hari Syamsuar berjalan kaki dari rumahnya menuju Pasar Tengah. Ia membuka lapak servis sol sepatu mulai pukul 08.30 WIB hingga 15.00 WIB.
Dengan penuh harap Syamsuar bersabar menunggu pelanggan yang datang untuk menggunakan jasanya. Ia tak pernah putus asa menjemput rezeki di lapaknya.
“Kalau buka mah ada saja yang datang, namanya juga hidup. Kadang ada, kadang juga enggak,” kata Syamsuar, Rabu (8/3/2023).
Syamsuar memang saban hari mangkal dan membuka lapak sol sepatu di sebuah sudut Pasar Tengah yang legendaris itu. Sejak 1973 atau sudah 50 tahun lamanya ia menekuni profesi sebagai tukang sol sepatu.
Meski sudah setengah abad menggeluti pekerjaan dan pendapatan yang tidak menentu, Syamsuar tetap bersemangat. Selama kuat bekerja ia bertekad tetap buka lapak servis sol sepatu.
“Keahlian saya turun dari ayah. Dahulu ayah punya usaha pembuatan sepatu di Padang,” ucap Syamsuar.
Berbekal semangat dan modal seadanya, Syamsuar muda merantau ke Lampung. Ia memberanikan diri membuka lapak sol sepatu di Bandar Lampung.
“Modal nekat saja, waktu itu masih bujang umur 23 tahun. Saya yakin kalau ada kemauan, pasti ada jalan, apalagi ini buat makan,” kata Syamsuar.
Berkat ketekunan selama puluhan tahun, Syamsuar berhasil menghidupi keluarga. Ia punya seorang istri dan tujuh anak.
Penghasilan dari servis sol sepatu bisa menyekolahkan anak-anaknya. Bahkan sekarang mereka telah mendapatkan pekerjaan yang jauh lebih mapan dan layak dibandingkan dirinya.****