Fajarasia.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak seluruh masyarakat bersyukur karena kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) telah dicabut. Hal itu disampaikan Kepala Negara saat menghadiri sekaligus mengikuti Perayaan Imlek Nasional 2023, di Lapangan Banteng, Jakarta, Minggu, 29 Januari 2023.
“Jangan lupa bersyukur bahwa PPKM sudah dicabut akhir tahun 2022 yang lalu di bulan Desember. Kita ini sering lupa kalau sudah enak, lupa kalau sudah sekarang normal meskipun ini masih pada masa transisi,” kata Presiden Jokowi.
Di tengah keberhasilan Indonesia menangani pandemi, Presiden Jokowi mengajak semua pihak untuk bangkit dan optimis mengejar ketertinggalan akibat Covid-19. Presiden Jokowi pun menyebut, perekonomian nasional saat ini tumbuh dengan baik baik.
“Saya mengajak kita semuanya untuk bekerja keras, bangkit, optimis untuk mengejar ketertinggalan-ketertinggalan kita. Meskipun kita juga patut bersyukur bahwa ekonomi kita tumbuh sangat baik,” ujar Presiden.
Kepala Negara mengatakan, pada kuartal III 2022 lalu, pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup baik di angka 5,72 persen. Presiden menyebut, angka inflasi nasional juga terkendali di angka 5,5 persen.
“Perkiraan saya, pertumbuhan ekonomi YoY berada di angka 5,3. Coba bandingkan dengannegara negara besar G20, seingat saya kalau nggak nomor satu ya nomor dua kita, di antara negara-negara besar,” ucap Presiden.
Kepala Negara pun mengenang keputusannya tidak memberlakukan lockdown saat awal pandemi Covid-19 melanda. Presiden mengatakan, saat pandemi meningkat, banyak pihak dari jajaran menterinya hingga masyarakat meminta kebijakan lockdown dilakukan.
“Waktu awal awal kita menentukan kita lockdown atau tidak, semua negara lockdown. Pada saat rapat kabinet hampir 80 persen menteri ‘lockdown pak’, cek ke masyarakat juga mintanya sama,” ucapnya.
Meski demikian, Presiden menyebut saat itu pemerintah tetap berfikir secara jernih dan tenang sebelum mengambil keputusan. Pemerintah, kata Presiden, saat ini melakukan kalkulasi kekuatan masyarakat.
“Dikalkulasi kekuatan sampai berapa hari atau berapa minggu. Kalau salah memutuskan, mungkin nggak ada dua minggu kita sudah rusuh saat itu,” ujarnya.
Menurut Presiden, keputusan tidak menerapkan lockdown membuat Indonesia terhindar dari potensi anjloknya perekonomian hingga 17 persen. Dia menyampaikan apabila ekonomi nasional sampai minus seperti itu, maka upaya mengembalikan akan sangat sulit.
“Oleh sebab itu, saya putuskan tidak lockdown meskipun tekanannya lockdown, dan ternyata tidak salah. Itu kalau diputuskan lockdown bisa,” kata Presiden.****