Arab Saudi sediakan 3.267 ton bantuan ke Gaza

Arab Saudi sediakan 3.267 ton bantuan ke Gaza

Fajarasia.id – Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Faisal bin Abdullah Al-Mudi mengatakan kerajaan Arab Saudi menyediakan total 3.267 ton bantuan untuk warga Palestina di Jalur Gaza.

“Kerajaan Arab Saudi terus melakukan upaya baik secara kemanusiaan maupun politis dan menyerukan masyarakat internasional untuk bersama-sama bertanggung jawab atas peristiwa yang terjadi di Gaza, terutama antara Israel dan Hamas,” kata Dubes Faisal di Kedutaan Besar Arab Saudi lewat rilis yang diterima Redaksi, Jumat (22/12).

Perang ini, kata Dubes, telah menimbulkan banyak korban dan semakin melunturkan nilai-nilai kemanusiaan.

“Arab Saudi menegaskan perlunya menjaga hak-hak sipil dan menolak keras aksi yang menelan warga sipil dan yang mengakibatkan infrastruktur hancur sehingga tidak ada pelayanan publik di Gaza”.

Menurut Dubes, saat ini Arab Saudi terus berupaya meminta diberlakukannya gencatan senjata dan akses bantuan ke Gaza sehingga dapat membantu masyarakat Gaza.

Dari segi politik, lanjut dubes, kerajaan Arab Saudi menyerukan negara-negara Arab dan Islam untuk mengelar KTT Luar Biasa guna mendukung kasus isu Palestina.

“Pasca KTT pemerintah Arab Saudi memimpin komite dewan tingkat menteri untuk menyampaikan satu sikap. Salah satu anggotanya Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi. Tujuannya untuk menghentikan kekerasan dan menjaga hak-hak sipil di Gaza” katanya.

Baru-baru ini Arab Saudi melakukan kampanye pengiriman bantuan untuk masyarakat di Gaza. “Bantuan tersebut mencapai 5 miliar riyal Arab Saudi (sekitar Rp20 triliun)” , ujarnya.

Dubes menambahkan bahwa hingga kini 27 pesawat yang mengangkut lebih dari 604 ton bantuan yang terdiri atas makanan, pasokan medis dan perlengkapan pengungsian telah memasuki Jalur Gaza.

Kerajaan juga memberikan dana bantuan melalui WFP sebesar 5 juta dolar AS (sekitar Rp77 miliar), melalui ICRC sebesar 10 juta dolar AS (sekitar Rp155 miliar), UNRWA senilai 15 juta dolar AS (sekitar Rp232 miliar) dan WHO sebesar 10 juta dolar AS (sekitar Rp155 miliar).***

Pos terkait