Fajarasia.id – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan adanya cuaca ekstrem di beberapa wilayah Indonesia. Fenomena ini disebabkan oleh keberadaan siklon tropis dan bibit siklon yang saat ini aktif.
Koordinator Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepudin, menjelaskan terdapat dua bibit siklon yang sedang dipantau. Bibit siklon 96S berada di selatan, sedangkan bibit siklon 93W terdeteksi di utara Indonesia.
Siklon tropis Taliah sebelumnya muncul di Samudera Hindia Selatan Jawa, tetapi kini sudah menjauh ke barat. Dampaknya terhadap Indonesia tidak signifikan, kecuali peningkatan gelombang hingga dua meter di Samudera Hindia Selatan.
Namun, bibit siklon 96S lebih berpengaruh terhadap cuaca ekstrem di Jawa Timur, Bali, NTB, dan NTT. Bibit siklon ini memicu hujan lebat, angin kencang, serta gelombang tinggi di perairan selatan wilayah tersebut.
Miming memperingatkan bahwa gelombang laut dapat mencapai lebih dari tiga meter. “Untuk dua hari ke depan, curah hujan sedang hingga lebat masih berpotensi terjadi di Jawa Timur, Bali, dan NTB,” ujarnya selasa (11/2/2025)
Sementara itu, bibit siklon 93W berada di Laut China Selatan, dekat Natuna bagian utara. Siklon ini berdampak pada wilayah Kalimantan Utara dan Kalimantan Barat, meskipun pengaruhnya tidak sebesar 96S.
BMKG menjelaskan bahwa siklon tropis lebih sering terjadi pada periode tertentu setiap tahun. Siklon di selatan ekuator biasanya muncul antara November hingga April, sedangkan di utara antara April hingga November.
Faktor utama pembentukan siklon tropis adalah suhu muka laut yang hangat, sekitar 26 hingga 27 derajat Celsius. Selain itu, pusaran angin di atmosfer juga mendukung terbentuknya sistem siklon yang lebih kuat.
BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem hingga April mendatang. Warga di daerah rawan longsor disarankan memantau kondisi tanah dan selalu mengikuti informasi cuaca terkini dari BMKG.***