Fajarasia.id- Wakil Presiden Ma’ruf Amin menawarkan para pemuda Mesir untuk belajar di Indonesia. Hal itu sebagai bentuk kerja sama pertukaran ilmu pegetahuan dan teknologi.
“Sebagaimana saya sampaikan kepada Deputi Syekh Al-Azhar, Muhammad Al-Duwainy terkait tawaran warga Mesir menuntut ilmu dan budaya di Indonesia. Mudah-mudahan dapat direalisasikan, sebagai bentuk kerjasama pertukaran ilmu pengetahuan dan teknologi,” ujar Wapres saat Peringatan Hari Lahir ke-1083 Al-Azhar diselenggarakan Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) cabang Indonesia, Selasa (28/3/2023), di Istana Wapres, Jakarta Pusat.
Sedangkan, terkait belasan ribu pelajar Indonesia yang tengah menuntut ilmu di Mesir, pemerintah terus melakukan sejumlah langkah. Utamanya memperbaiki tata kelola pengiriman pelajar, guna memastikan hak didik dan perlindungan yang terpenuhi.
“Agar proses studi berjalan lancar, kini Pemerintah Indonesia telah dan akan terus memperbaiki tata kelola pengiriman pelajar dan mahasiswa Indonesia ke Mesir guna memastikan hak didik dan hak perlindungan mereka terpenuhi. Khususnya, kemampuan akademis, akhlak, kesehatan, dan kematangan emosional,” ujar Wapres.
Secara khusus Wapres mengapresiasi pemerintah Mesir, atas dukungan terhadap para pelajar dan mahasiswa Indonesia. Terlebih, kepada mereka yang dapat bermukim dan menuntut ilmu di Mesir.
“Saya menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Mesir telah memberikan dukungan beasiswa kepada mahasiswa Indonesia di Al-Azhar. Jumlahnya semakin meningkat,” katanya.
Sementara, Duta Besar Mesir untuk Indonesia, Ashraf Sultan menyambut positif tawaran Wapres kepada para pemuda Mesir. Ashraf menilai pertukaran pemuda dari kedua negara dapat dilakukan untuk saling memahami dari banyak aspek.
“Ini dua budaya yang berbeda, tetapi itu bukan budaya yang sama sekali berbeda. Kita memiliki Islam, rasa kemanusiaan dan persaudaraan yang sama, jadi, saya akan sangat mendukung gagasan mengadakan pertukaran ini,” kata Ashraf ditemui usai acara.
“Karena, kami menerima lebih dari 12.000 pelajar Indonesia di Kairo. Kami juga akan dengan senang hati mengirimkan mungkin sejumlah mahasiswa Mesir ke Indonesia,” ucapnya.
Sejarah panjang pengiriman pelajar Indonesia ke Al Azhar, dipandang tidak hanya dalam upaya mentransfer ilmu. Tapi, juga sebagai jembatan hubungan masyarakat dari kedua negara.
“Karena, pertukaran ini merupakan elemen budaya yang sangat penting dalam hubungan antara dua rakyat. Saya berbicara tentang bagaimana ajaran Al Azhar dan upaya Al Azhar mempromosikan Islam moderat adalah versi Islam moderat yang benar,” kata Ashraf. ***