Fajarasia.id – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono bertemu dengan Duta Besar RI di Belanda, para mahasiswa dan diaspora untuk meningkatkan ekspor pertanian RI di negeri kincir angin itu.
“Terimakasih Pak Dubes dan jajaran atas sambutannya. Oleh-oleh yang saya bawa dari Indonesia adalah saya harus mem-follow-up ekspor impor untuk milenial. Terutama ekspor komoditas pertanian untuk meningkatkan devisa negara,” kata Sudaryono saat bertemu dengan Duta Besar RI untuk Belanda, Mayerfas di Den Haag, Belanda, melalui keterangan yang dikonfirmasi dari Jakarta, Minggu.
Sudaryono juga menyampaikan komitmennya untuk menciptakan petani-petani milenial dan eksportir-eksportir muda baru di Indonesia guna mendongkrak hasil produk pertanian nasional serta menambah pasar komoditas pertanian nasional di dunia.
Untuk itu, Kedutaan Besar RI di Belanda dan para diplomat di seluruh dunia perlu membantu untuk memperluas serta membuka akses pasar baru yang bisa menampung produk-produk nasional di luar negeri.
“Kita harus promosikan pengusaha lokal di Indonesia untuk membantu ekspor komoditas pertanian nasional. Misalnya satu atau dua kontainer dulu yang penting kita punya nilai tambah. Misalnya sekarang nilai transaksinya 10 nanti kita tambah. Yang terpenting dari hari ke hari, bulan ke bulan kita bisa nambah, dan target kita, kita harus menciptakan dan menambah pelaku ekspor baru,” kata dia.
Selain bertemu dengan Dubes Mayerfass, Wamentan juga bertolak ke Amsterdam dari Den Haag, untuk bertemu dengan mahasiswa dan diaspora RI di Belanda.
“Kita dari Den Haag tadi ke Amsterdam 40 menit. Siang ini rencananya kita makan siang bersama kawan-kawan diaspora Indonesia yang juga merupakan pelaku importir yang bisnis di Belanda yang mendatangkan produk produk dari Indonesia untuk menambah devisa negara, dan juga bersama teman-teman mahasiswa Indonesia di Belanda,” kata Sudaryono.
Tujuan pertemuan tersebut, kata Sudaryono, untuk mengidentifikasi kendala yang dialami oleh para diaspora Indonesia dalam memasarkan produk nasional di Belanda.
Menurutnya, hal tersebut perlu dilakukan agar pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian Pertanian bisa memitigasi resiko dari hasil produk komoditas pertanian yang akan dipasarkan ke luar negeri.
“Kita diskusi kita ingin tahu identifikasi apa yang sebetulnya terkait permasalahan mereka. Pemerintah sangat berkomitmen untuk terus memajukan pertanian Indonesia, kita ekspor apa saja asal legal, dan kita harus ekspor dimana saja. Dan itu komitmen kita,” kata dia.****