Fajarasia.id – Musim kering dan paceklik, menyusahkan penduduk Madinah dan jazirah Arab. Satu-satunya penghidupan, Sumur Raumah milik orang Yahudi. Umat mengantre mau membeli air sumur dengan harga mahal untuk kebutuhan dapur dan kebun kurma.
Nabi Muhammad SAW sedih melihat kondisi ini. Utsman bin Affan ra bergegas tatkala Nabi SAW bersabda, “Wahai sahabatku, siapa saja diantara kalian yang menyumbangkan hartanya untuk dapat membebaskan sumur itu, lalu menyumbangkannya untuk umat, maka ia akan mendapatkan surga-Nya Allah Ta’ala.” (HR. Muslim).
Sahabat nabi ketiga, Utsman bin Affan bergerak cepat menemui pemilik sumur Raumah, orang Yahudi. Tapi, dia menolak untuk menjual sumur itu, walaupun dengan harga tinggi dan mahal.
“Seandainya sumur ini saya jual kepadamu wahai Utsman, maka aku tidak memiliki lagi penghasilan yang bisa aku peroleh setiap hari,” kata orang Yahudi pemilik sumur.
Tadinya, orang Yahudi itu bersikukuh enggan menjualnya, lantaran bakal kehilangan penghasilan di musim paceklik. Kelihaian nego Utsman, akhirnya berhasil membeli hanya sebelah atau separuh sumur saja.
Maksudnya air sumur itu sehari digunakan untuk umat, sehari sumur milik orang Yahudi. Sumur tersebut dimanfaatkan umat untuk menyetok air bertahan dua sampai tiga hari. Lantas, orang Yahudi kehilangan pendapatan, karena air penduduk Madinah masih tersedia.
Akhirnya, kehilangan pendapatan dari penduduk Madinah, orang Yahudi tadi menawarkan kepada Utsman separuh sumur miliknya. Setelah dibeli seharga 20.000 dirham, jadilah Sumur Raumah milik Utsman untuk diwakafkan kepada umat sampai hari ini.
Sumur Raumah ini, satu-satunya sumber air yang tersisa di masa paceklik. Penduduk Madinah memanfaatkan air sumur yang mirip dengan air zam-zam tersebut untuk kebutuhan sehari-hari.
Amal jariyah Utsman mengalir, bak meluapnya air sumur yang dimanfaatkan umat kala itu. Kebun-kebun kurma penduduk tumbuh segar, rakyatnya makmur. Ekonomi umat bergerak cepat dan menjulang. Jariyah Utsman yang sudah wafat 14 abad silam, tetap tak bergeming di telan zaman.
Kini, pemerintah Saudi Arabia mengelola wakaf Utsman bin Affan dari sumur, kebun kurma, hingga rekening tabungannya untuk membeli tanah wakaf atas nama Utsman bin Affan di kawasan elite (eksklusif) Markaziyah dekat Masjid Nabawi yang dibangun hotel berbintang. Wallahua’lam bishawab.***