Fajarasia.co – Sejumlah aktivitas gempa yang terjadi pada laut selatan di perbatasan Kabupaten Malang dan Lumajang disebut merupakan aktivitas subduksi. Aktivitas itu juga merupakan jenis gempa dangkal yang terjadi.
“Gempa yang terjadi merupakan jenis gempa kedalaman dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Jawa Timur,” ucap Kabid Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, pada Sabtu siang (9/7/2022).
Daryono menambahkan, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa kedalaman dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menujam ke bawah Jawa Timur.
“Gempa ini memiliki mekanisme sumber berupa pergeseran naik (thrust fault), dan tampaknya berasosiasi dengan sumber gempa megathrust selatan Jawa Timur,” kata dia
Menurutnya, gempa utama yang berkekuatan magnitudo 5,2 pada Sabtu dini hari pukul 03.27 WIB dirasakan guncangannya di Jember, Lumajang, Karangkates, Kepanjen, Lumajang, Blitar dan beberapa daerah lain di Jawa Timur.
“Ini menyebabkan benda-benda ringan yang digantung bergoyang bahkan genting pada beberapa rumah warga di Kecamatan Kencong, Jember, dilaporkan rontok dan berjatuhan,” tuturnya.
Namun Daryono memastikan meski gempa ini berpusat di laut tidak menyebabkan tsunami, karena kekuatan gempanya yang relatif kecil hingga belum dapat menimbulkan deformasi dasar laut yang dapat mengganggu kolom air laut.
Total hingga Sabtu sore terdapat 60 kali gempa susulan dari dua gempa yang dapat dirasakan, sejak gempa utama pada Sabtu dini hari tadi. Namun sejauh ini dari titik pusat gempa di Kabupaten Malang dan Lumajang, pihak BPBD setempat melaporkan belum ada laporan kerusakan akibat gempa.****