Suku Bunga BI Masih Tinggi untuk Dorong Perekonomian

Suku Bunga BI Masih Tinggi untuk Dorong Perekonomian

Fajarasia.id – Pelaku pasar menilai suku bunga Bank Indonesia (BI) saat ini masih tinggi dan berharap ada penurunan lebih lanjut. BI Oktober ini menahan suku bunga enam persen, setelah menurunkannya dari 6,25 persen pada September 2024.

“Suku bunga yang lebih rendah tentu akan lebih baik, karena akan mendorong belanja konsumen dan investasi. Selain itu, biaya pinjaman juga akan turun,” kata Chief Economist and Head of Research Mirae Asset Asset Sekuritas Indonesia, Rully Arya Wisnubroto dalam Media Day, Jumat(18/10/2024).

Menurut Rully, kebijakan suku Bunga dan pertumbuhan ekonomi global akan sangat mempengaruhi pertimbangan pasar ke depan. “Penurunan suku bunga di dalam negeri akan memberikan ruang bagi berlanjutnya penguatan pasar modal,” ucapnya.

Dalam kondisi ketidakpastian seperti sekarang ini, tambah Rully, para investor cenderung beralih ke aset safe haven (aman). Aset safe haven biasanya dolar AS atau emas, untuk menjaga portofolio mereka.

Rully juga mengatakan, ruang penurunan suku bunga BI harusnya bisa berlanjut seiring stabilitas nilai tukar rupiah. Menurutnya, ketika rupiah sudah berada di level Rp15.500 per dolar AS, BI mestinya sudah bisa menurunkan suku bunga lagi.

Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, ruang penurunan suku bunga lebih lanjut selalu terbuka. Dimana yang akan menjadi pertimbangan suku bunga kebijakan BI bukan hanya situasi global.

“Kami juga mempertimbangkan prospek inflasi, nilai tukar rupiah, dan pertumbuhan ekonomi. Ruang penurunan suku bunga masih terbuka, tapi sabar,” kata Gubernur BI saat menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur BI untuk bulan Oktober.

Perry menegaskan, bahwa fokus BI saat ini adalah stabilitas rupiah karena meningkatnya dinamika global yang terimbas konflik geopolitik. Di sisi lain, sikap bank sentral AS masih berubah-ubah terkait pemangkasan suku bunga lebih lanjut.

BI memperkirakan The Fed akan menurunkan kembali suku bunga di bulan November dan Desember 2024. Masing-masing sebesar 25 basis poin, setelah menurunkan sebesar 50 basis poin di bulan September 2024.*****

Pos terkait