Soal FTA, Indonesia-Uni Ekonomi Eurasia Masih Bahas Perpajakan

Soal FTA, Indonesia-Uni Ekonomi Eurasia Masih Bahas Perpajakan

Fajarasia.id – Indonesia dan Uni Ekonomi Eurasia masih melanjutkan finalisasi Free Trade Agreement atau Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA). Konsultasi FTA oleh kedua pihak diketahui telah memasuki putaran kelima yang berlangsung Juli 2024 di Kota Batu, Malang.

“Namun, masih ada beberapa detail kecil namun sangat penting ketika kedua pihak, yaitu Uni Eurasia dan Indonesia, berkoordinasi dalam bidang perpajakan. Sebab, penting sekali untuk dipahami, tentu setiap pihak ingin melindungi pasarnya sendiri dan lebih banyak mengekspor ke pasar tersebut,” kata Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Sergei Tolchenov dalam pengarahan pers, Jumat (20/12/2024) di kediaman dinas, Jakarta Selatan.

“Misalnya, Indonesia ingin mengekspor lebih banyak ke pasar bersama Uni Eurasia. Ini tugas yang sangat penting dan prosesnya masih berjalan, namun kami sangat optimis.”

Meski demikian, Tolchenov optimistis naskah perjanjian FTA Indonesia-Uni Ekonomi Eurasia bisa diumumkan pada tahun depan. Selain, sejumlah proses masih tetap harus dilewati FTA kedua wilayah sebelum akhirnya diumumkan.

“Tapi, tentunya setelah ini akan ada proses lagi, karena semua pihak akan melakukan pekerjaan internal. Jadi, akan dikoordinasikan secara internal, baru kemudian kita umumkan di mana dan kapan akan ditandatangani,” ujarnya.

Menurutnya, kedua belah pihak mengedepankan kehati-hatian dalam penyusunan naskah TFA, yang tidak hanya menyangkut mengenai perdagangan dan investasi. Melainkan, kata Tolchenov juga terkait anggaran yang dikeluarkan setiap negara yang berasal dari pajak.

“Kita bisa menghadapi situasi di mana para anggota parlemen tidak akan mengadopsi dokumen tersebut. Jika, mereka yakin bahwa perjanjian ini tidak cukup melindungi pasar di negara mereka sendiri dan tidak cukup melindungi pasar negara mereka sendiri,” ucap Dubes Rusia.

“Mungkin merugikan kepentingan ekonomi negara-negara tersebut, makanya kami masih terus melanjutkan. Jadi, kami yakin sekali bukan waktu yang penting, tapi substansi perjanjian ini yang sangat penting, itu sebabnya kami berusaha bekerja dengan sangat, sangat hati-hati.” ****

Pos terkait