Presiden Zelensky Akhirnya Bicara Negosiasi dengan Rusia

Presiden Zelensky Akhirnya Bicara Negosiasi dengan Rusia

Fajarasia.id – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky akhirnya menyatakan bersedia untuk melakukan negosiasi dengan Rusia.

Namun ia memberikan syarat bahwa nego dilakukan dala kondisi tertentu.

“Kami tidak perlu melakukan de-pendudukan seluruh wilayah kami hanya dengan cara militer. Saya yakin ketika dia kehilangan apa yang dia raih mulai tahun 2022, dia akan benar-benar kehilangan kepercayaan bahkan dari negara-negara yang masih ragu apakah akan mendukung Ukraina atau tidak. Dan dia juga akan kehilangan kekuasaan di negaranya. Segera setelah ini terjadi, dia akan siap untuk berdialog,” kata presiden Zelensky dalam wawancara dengan CBS dikutip Sabtu (30/3/2024).

Dia mencatat bahwa untuk mencapai hasil seperti itu, “tidak hanya langkah militer” yang diperlukan oleh Ukraina dengan jumlah senjata Barat yang memadai, tetapi juga blokade perdagangan penuh antara Federasi Rusia dan negara-negara lain di dunia.

Baca juga: Butuh tenaga kerja terbaik untuk bisnismu? Cari di sini!

“Menang berarti membantu Ukraina menang secara ekonomi, menjadi kuat di medan perang, dan membantu secara politik. Kami tidak perlu melakukan deokupasi seluruh wilayah kami secara eksklusif dengan cara militer,” kata Zelensky.

Padahal Zelensky selalu menyatakan bahwa Angkatan Bersenjata Ukraina tidak akan bernegosiasi dengan Rusia sampai mereka mencapai perbatasan tahun 1991.

Namun saat ini dia mengatakan pada dasarnya ia siap melakukan negosiasi setelah pengembalian wilayah yang hilang setelah Februari 2022.

Zelensky untuk pertama kalinya menyatakan bahwa dia siap untuk bernegosiasi dengan Putin sebelum mencapai perbatasan tahun 1991, atau wilayah pertama kali Ukraina merdeka.

Presiden Zelensky membuka kemungkinan dialog perdamaian setelah semakin terdesak oleh pasukan Rusia.

Pasukannya yang diduga telah mengalami kelelahan harus bertahan dengan senjata yang terbatas. Sehingga peperangan tak seimbang terjadi di sebagian besar garis depan tanah Ukraina.

Serdadu Zelensky kewalahan dengan serangan Rusia yang dilakukan secara sporadis sejak pertengahan Februari. Bahkan Putin tak segan-segan melakukan taktik bumi hangus. Media Fakty melaporkan bahwa dalam tiga bulan terakhir, wilayah Donbass telah dijatuhi lebih dari 3.500 bom luncur berdaya ledak dahsyat, FAB-1500 dan FAB-500.

Sementara fasilitas-fasilitas vital juga dibombardir dengan peluru kendali berpresisi tinggi hingga akhirnya hancur. Kota-kota di Ukraina mengalami pemadaman karena banyak pembangkit listrik yang hancur.

Tentara Moskow terus mendesak ke arah barat dan menguasai daerah-daerah baru di Donbass.

Sedangkan Institut Studi Perang Amerika (ISW) dikutip dari Strana mengungkap, tentara Rusia di garis depan meningkat tajam pada tahun 2024.

Sejak dimulainya serangan mereka pada Oktober 2023, Rusia telah merebut 505 kilometer persegi wilayah Ukraina.

Dari jumlah tersebut, 300 km persegi diambilalih antara 1 Januari dan 28 Maret. Jumlah ini lebih banyak per 100 km persegi dibandingkan tiga bulan terakhir tahun 2023.

Putin Sebut Rusia Siap Berdamai
Sebelumnya, Presiden Rusia, Vladimir Putin menegaskan pihaknya tetap terbuka untuk negosiasi dengan Ukraina untuk mengakhiri perang.

Putin mengungkapkan, hal itu hanya bisa dilakukan jika ada komitmen dari Ukraina dan sekutunya untuk menjamin keamanan Rusia.

“Kami ingin menyelesaikan semua ini melalui cara damai. Namun, kita harus memahami dengan jelas bahwa ini bukanlah jeda yang ingin diambil musuh untuk mempersenjatai kembali (Ukraina),” kata Presiden Vladimir Putin ketika ditanya soal kesiapan negosiasi dengan Ukraina, Rabu (13/3/2024).

Ia menganggap hal tersebut sangat penting dan harus menjadi pembicaraan serius mengenai jaminan keamanan bagi Federasi Rusia.

“Apakah kita siap untuk bernegosiasi? Ya, kami siap, tapi kami hanya siap untuk negosiasi yang serius, bukan berdasarkan daftar keinginan yang muncul setelah penggunaan psikotropika, tetapi berdasarkan kenyataan,” ungkap Putin dalam sebuah wawancara dengan jurnalis Dmitry Kiselyov.

Ia menegaskan, negosiasi damai dengan Ukraina tidak bisa dilakukan hanya karena Volodymyr Zelensky kekurangan amunisi saat ini.

“Akan menjadi konyol untuk melakukan negosiasi sekarang hanya karena mereka (Ukraina) kehabisan amunisi,” kata Putin.

Ia merujuk pada berkurangnya dukungan dari Amerika Serikat (AS), pendukung utama Ukraina.

Sementara itu, Putin hanya mau menghentikan agresinya jika Ukraina menyerah tanpa syarat dan memenuhi beberapa tuntutan Rusia.

Di antaranya, Rusia ingin menguasai lima wilayah yang direbut dari Ukraina, yaitu Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, Kherson, Krimea; Ukraina dilarang gabung ke NATO; dan jaminan keamanan bagi Rusia.***

 

Pos terkait