Pengamat: Keterlibatan anak capres jadi strategi gaet pemilih muda

Pengamat: Keterlibatan anak capres jadi strategi gaet pemilih muda
Siswa memperhatikan contoh surat suara saat sosialisasi Pemilu 2024 untuk pemilih pemula di MAN 2 Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (29/9/2023). Sosialisasi yang diisi dengan pengenalan peserta partai politik, tahapan dan pelaksanaan serta tata cara menyalurkan suara dalam Pemilu 2024 tersebut untuk memberikan pemahaman dan meningkatkan partisipasi pemilih pemula dalam menggunakan hak pilihnya di Pemilu 2024. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/Spt.

Fajarasia.id – Pengamat politik Universitas Padjadjaran Caroline Paskarina menilai bahwa keterlibatan anak-anak dari tiap pasangan calon presiden-wakil presiden, menjadi strategi untuk menggaet suara pemilih muda di Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.

Caroline merujuk kehadiran putri calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan, Mutiara Annisa Baswedan dan putra capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Muhammad Zinedine Alam Ganjar dalam masa kampanye Pilpres 2024.

“Keterlibatan anak-anak pasangan calon ini tampaknya menjadi strategi untuk mendekati para pemilih muda,” kata Caroline saat dihubungi dari Jakarta, Rabu (27/12).

Namun menurut dia, strategi tersebut akan efektif bila anak dari pasangan capres maupun cawapres dapat mendengarkan aspirasi para pemilih muda.

“Strategi ini akan menjadi efektif jika terjadi ruang dialog di antara anak-anak pasangan calon tersebut dengan para calon pemilih, dan bukan sekadar menonjolkan hal-hal personal dari anak-anak pasangan calon tersebut,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan agar tiap aspirasi harus didengar sehingga para pemilih muda tidak hanya menjadi objek yang seolah-olah cukup direpresentasikan secara fisik.

“Keberadaan para pemilih muda dalam proporsi terbesar pemilih harus juga berkontribusi signifikan dalam menyuarakan aspirasinya, sehingga perlu ada kanal-kanal untuk mendengar aspirasi pemilih muda dan berdialog dengan mereka,” katanya.

Sementara itu, dia mengatakan bahwa strategi kampanye secara langsung maupun tidak langsung, seperti di media sosial dapat meningkatkan partisipasi pemilih di Pilpres 2024 dengan memperhatikan beberapa hal.

“Strategi kampanye offline maupun online melalui media sosial akan bisa mendorong partisipasi pemilih jika pesan yang disampaikan relevan dengan aspirasi publik. Selain itu, karakter pemilih juga menjadi menjadi poin penting yang harus diperhatikan oleh pasangan calon agar strategi kampanyenya efektif,” ujarnya.

Namun dia menilai bahwa hingga hari ke-28 masa kampanye (25/12), tiap pasangan calon belum sepenuhnya berupaya untuk meningkatkan partisipasi pemilih. Menurut dia, ketiga kandidat masih cenderung berkampanye untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitas saja.

“Oleh karena itu, perlu upaya bersama dari penyelenggara Pemilu untuk mendorong partisipasi pemilih secara cerdas,” kata Caroline.

Berdasarkan Keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Nomor 857 Tahun 2023 tentang Penetapan Rekapitulasi Daftar Pemilih Tetap Tingkat Nasional dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum, jumlah daftar pemilih tetap (DPT) di Pemilu 2024 sebanyak 204.807.222 pemilih.

Sementara itu, pemilih berusia 17 hingga 30 tahun sebanyak 63.953.031 orang, sedangkan pemilih berusia di bawah 17 tahun yang dapat memilih karena sudah menikah tercatat 6.697 orang.

KPU RI telah menetapkan tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden menjadi peserta Pilpres 2024. Hasil pengundian dan penetapan nomor urut peserta Pilpres 2024 menetapkan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md. nomor urut 3.

KPU juga telah menetapkan masa kampanye mulai 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, sedangkan jadwal pemungutan suara pada tanggal 14 Februari 2024.****

Pos terkait