Fajarasia.id – Pemerintah perlu meningkatkan daya beli masyarakat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Daya beli masyarakat yang masih lemah terlihat dari sejumlah faktor, salah satunya inflasi inti yang meningkat.
Menurut INDEF, berdasarkan data Badan Pusat Statistik, inflasi inti pada Desember 2024 mengalami kenaikan menjadi 2,26 persen. “Tapi inflasi inti naik karena melemahnya rupiah terhadap dolar AS dan kenaikan harga emas,” kata Peneliti Pusat Makroekonomi dan Keuangan INDEF Abdul Manap Pulungan dalam Diskusi Publik ”100 Hari Asta Cita Memuaskan?”, Rabu (29/1/2025).
Inflasi inti adalah perubahan harga barang dan jasa. Tetapi, perubahan tersebut tidak termasuk perubahan harga sektor pangan dan energi.
Tren ‘makan tabungan’ juga masih terjadi, menunjukkan masyarakat masih berjuang memenuhi daya belinya. Menurut Abdul Manap, ini terlihat dari simpanan perseorangan tahun 2024 yang menurun dari 2 persen menjadi 2,8 persen.
“Pertumbuhan kredit perseorang juga melambat hanya 2,9 persen. Artinya, masyarakat semakin mengurangi akses pinjaman dari perbankan untuk melakukan konsumsi atau investasi,” ucapnya.
Hal tersebut, tambah Abdul Manap, menjadi indikasi masih tertekannya perekonomian masyarakat. Penyebabnya, suku bunga yang masih tinggi dan berbagai persoalan seperti terjadinya gelombang PHK.
Melihat indikasi itu, Pemerintahan Prabowo-Gibran dinilai harus memacu pertumbuhan kredit. Abdul Manap berpendapat penyaluran kredit paling tidak harus tumbuh dua digit agar perekonomian juga bisa tumbuh lebih tinggi.
“Kunjungan Prabowo ke sejumlah negara belum lama ini, diharapkan bisa menambah investasi ke Indonesia. Semakin banyak investasi akan memacu pertumbuhan kredit dan pada akhirnya memacu pertumbuhan ekonomi ke depan,” ujar Abdul Manap.
Tanpa itu semua, akan sulit mencapai target pertumbuhan ekonomi 5,2 persen di tahun 2025. Jika target ini gagal, maka target pertumbuhan ekonomi jangka panjang delapan persen, juga akan sulit terealisasi.
“Jadi pada dasarnya, selama 100 hari pemerintahan Prabowo-Gibran banyak indikator yang membaik. Tapi perlu dilihat lebih mendalam apakah benar-benar membaik atau tidak untuk mengukur tingkat kepuasannya,” kata Abdul Manap menutup keterangannya.****