Pemerintah bidik rehabilitasi 6.078 ha mangrove di Sumut lewat M4CR

Pemerintah bidik rehabilitasi 6.078 ha mangrove di Sumut lewat M4CR

Fajarasia.id – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kehutanan (Kemenhut) serta Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) menargetkan rehabilitasi lahan mangrove seluas 6.078 hektare (ha) hingga tahun 2027 di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) melalui program M4CR.

Luas yang ditargetkan dalam program Mangroves for Coastal Resilience (M4CR) Sumatera Utara tersebut mencakup 12 kabupaten, 34 kecamatan, dan 93 desa.

“Tapi perlu kita pahami bersama jika data-data ini masih bersifat dinamis, artinya beberapa hal pasti akan ada penyesuaian di lapangan,” kata Asisten Rehabilitasi Mangrove Provincial Project Implementation Unit (PPIU) M4CR Sumatera Utara Sigit Prasetyo dalam diskusi bersama media di Medan, Minggu (1/12/2024).

Sigit menyoroti lahan kritis mangrove yang bertambah dari tahun ke tahun. Mengutip data hasil penelitian di sembilan kecamatan, Kabupaten Langkat, disebutkan bahwa terjadi penurunan luasan hutan mangrove yang sangat drastis dari sekitar 36 juta ha pada 1989 menjadi 28,7 juta pada 2019.

Pada 2009, luasan mangrove di sembilan kecamatan Kabupaten Langkat sempat mengalami peningkatan menjadi 29,9 juta ha dari sebelumnya 26,6 juta ha pada 1999. Selanjutnya, dari tahun 1999, luasan mangrove menurun kembali pada 2019.

“Luasan ini bersifat fluktuatif, dari yang awalnya menurun kemudian sempat naik di 2009, kemudian menurun lagi. Ini menjadi urgensi yang utama juga untuk M4CR hadir di Sumatera Utara agar tidak terjadi penurunan lagi dan harapannya dapat terehabilitasi dengan baik,” kata Sigit.

Ia mengingatkan, kerusakan hutan mangrove banyak mempengaruhi kehidupan di pesisir mulai dari hilangnya mata pencaharian yang dialami nelayan hingga menimbulkan banjir rob yang menerjang pemukiman di sekitar pesisir.

Adapun program M4CR di Sumatera Utara dilaksanakan melalui sejumlah tahapan untuk mencapai kesepakatan dari masyarakat setempat. Setelah identifikasi dan inventarisasi lokasi indikatif, tim PPIU M4CR secara paralel melakukan sosialisasi di tingkat desa serta dilanjutkan dengan penyusunan dan pengesahan rancangan kegiatan.

Sigit mengatakan, penyusunan rancangan kegiatan untuk setiap lokasi sasaran tidak hanya melibatkan masyarakat melainkan juga pakar dan pemangku wilayah terkait. Apabila rancangan kegiatan telah mencapai kesepakatan dari seluruh pihak, maka baru akan dilaksanakan program rehabilitasi mangrove.

Kegiatan M4CR tidak hanya sebatas melakukan rehabilitasi mangrove. Lebih dari itu, program M4CR juga berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir melalui dukungan pengembangan usaha masyarakat berbasis mangrove.

Khusus di Sumatera Utara, program M4CR menjalankan strategi peningkatan kesadaran mengenai pentingnya ekosistem mangrove melalui penambahan kurikulum mangrove di tingkat sekolah menengah atas (SMA).

Secara keseluruhan, pemerintah menargetkan rehabilitasi lebih dari 75.000 hektar mangrove yang terdegradasi dalam program M4CR. Selain di Sumatera Utara, program ini juga diselenggarakan di tiga lokasi lainnya yaitu Riau, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara. Program M4CR mendapat dukungan dari Bank Dunia (World Bank) dengan pendanaannya disalurkan melalui Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH).**

Pos terkait