Fajarasia.id – Menteri Luar Negeri (Menlu) Malaysia Mohamad bin Hasan menegaskan kesamaan sikap Malaysia dan Indonesia terkait perang di Gaza, Palestina. Dia mengatakan Malaysia dan Indonesia telah menyuarakan soal kekejaman pembunuhan terhadap rakyat Palestina kepada negara-negara Eropa.
“Kami baru balik, Ibu Retno pun baru balik daripada retreat di Luang Prabang Laos dan terus ke Brussel untuk menghadiri ASEAN-EU Summit, dan kami membawa suara Malaysia-Indonesia, membawa suara betapa kekejaman dan pembunuhan terhadap rakyat Palestina,” kata Hasan kepada wartawan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (6/2/2024).
Hasan mendesak gencatan senjata permanen untuk mengakhiri perang. Dia menegaskan rakyat Palestina memiliki hak hidup.
“Perlu dihentikan dan perlu ada gencatan senjata ataupun ceasefire immediately dan two-state solution ini perlu disegerakan. Palestina perlu diperlakukan sebagai negara yang merdeka dan mereka mempunyai hak untuk hidup, right to life, bukannya dibunuh macam binatang buruan. Ini suara Malaysia dan Indonesia,” ucapnya.
Hasan mengatakan Malaysia dan Indonesia akan terus menyuarakan kemerdekaan Palestina. Dia menegaskan kekejaman terhadap Palestina perlu dihentikan.
“Kami akan terus bersuara, Malaysia dan Indonesia akan terus bersuara di peringkat apa jua pun, di pentas mana jua pun, karena bagi kami ini adalah merupakan isu kemanusiaan, ini bukan isu agama, ini bukan isu pasal yang lain, ini isu kemanusiaan, a humanity,” ujarnya.
“Kekejaman telah dilakukan terhadap manusia. Rakyat Palestine have the right to live, rakyat Palestine have the right to stay in their homeland, not to be chase out from the whole land. Jadi ini penting dan saya harap supaya rakyat negara-negara lain pun bersama-sama,” imbuhnya.
Selain itu, Hasan menyuarakan kekesalan negara-negara yang menarik bantuan ke Palestina. Dia meminta semua negara membuka mata terhadap apa yang terjadi di Palestina.
“Dan kami menyuarakan juga betapa kesalnya negara-negara yang menjadi sebagai memberi bantuan secara tetap kepada UNRWA, United Nations Relief and Works Agency. Mereka semua menarik dan juga membatalkan bantuan, ini dilakukan semata-mata atas agenda yang sama. Jadi saya berharap supaya masyarakat antarbangsa buka mata apa yang berlaku dan apa yang sedang mereka lakukan,” ucapnya.***