Fajarasia.id – Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Juri Ardiantoro mengatakan, tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mencapai 80 persen merupakan rekor kepuasan tertinggi.
Menurutnya, pencapaian itu terjadi saat Indonesia sedang menghadapi berbagai tantangan lokal maupun global.
“Tingkat kepuasan publik yang mencapai 80 persen merupakan rekor kepuasan tertinggi, ” ujar Juri dilansir dari siaran pers KSP, Kamis (4/5/2023).
Juri menuturkan, setidaknya ada empat isu utama yang menjadi prestasi Jokowi.
Pertama, kemampuan dalam mengendalikan berbagai masalah dan tantangan yang bersumber dari global maupun lokal.
Misalnya, persoalan ekonomi, perlindungan sosial, kesehatan, hingga penegakan hukum.
Kedua, Presiden Jokowi telah membangun Indonesia dengan perspektif Indonesia-sentris melalui pembangunan infrastruktur dan jalur-jalur konektivitas.
Seperti pembangunan jalan tol, tol laut, dan infrastruktur lainnya.
“Sehingga menumbuhkan sentra-sentra ekonomi baru. Termasuk memindahkan ibu kota negara,” ujar Juri.
Isu ketiga yang menjadi pengungkit meningkatnya kepuasan publik dalah profil Presiden dinilai sebagai sosok yang mampu memberi harapan tentang masa depan Indonesia.
Selain itu, Presiden Jokowi juga tokoh rekonsiliator yang mampu memelihara kerukunan dan harmoni sebagai negara yang sangat plural.
“Termasuk langkah dia merangkul lawan-lawan politiknya dan menyelesaikan konflik maupun kesalahan-kesalahan masa lalu,” ungkap Juri.
“Dalam konteks ini menjadi lumrah bagi Presiden untuk meminta komitmen para calon presiden (capres) yang akan berlaga di 2024 untuk terus memperkuat usaha-usaha yang sudah dilakukan Kepala Negara hingga saat ini,” tambah dia.
Sebelumnya, Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Presiden Jokowi pada April 2023.
Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan mengungkapkan 82 persen masyarakat puas dengan kerja Jokowi.
Menurut Djayadi, ini adalah capaian tertinggi Jokowi sepanjang catatan LSI.
“Kinerja Presiden pada April 2023 dinilai positif oleh 82 persen, yang menilai negatif itu ada 17,5 persen. Jadi tampaknya ini dalam data LSI adalah capaian tertinggi kinerja presiden, penilaian positif tertinggi kinerja presiden dari masyarakat,” ujar Djayadi dalam jumpa pers virtual, Rabu (3/5/2023).
Djayadi memaparkan, tren kepuasan terhadap kinerja Jokowi memang meningkat dalam 6-7 bulan terakhir.
Dia mengatakan angka kepuasan publik terhadap Jokowi jauh lebih kuat dibandingkan tahun 2015.
“Jadi angka ini memang cukup tinggi saya kira,” ucapnya.
Lalu, Djayadi menjelaskan alasan tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Jokowi bisa tinggi.
Dia mengatakan, salah satu penilaian tertinggi adalah mengenai ekonomi, terutama inflasi.
Djayadi memaparkan, jika inflasi di era seorang Presiden turun, maka tingkat kepuasannya tinggi.
Namun, jika inflasi malah melonjak, maka tingkat kepuasan terhadap Presiden rendah.
Djayadi bahkan memberi contoh era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Di mana, saat itu tingkat kepuasan terhadap SBY juga mencapai angka 80-an.
“Ada yang menarik juga di situ. Angka 80-an persen itu juga pernah dicapai oleh Pak SBY, pada Juni 2009, itu Pak SBY itu juga memperoleh angka di kisaran 85 persen tingkat kepuasan. Dan pada saat itu tingkat inflasi juga sangat rendah,” kata Djayadi.
“Kembali ke tingkat kepuasan kepada Presiden pada saat ini, memang sejak Oktober 2022 lalu, tingkat inflasi kalau kita lihat dari data BI itu tingkat inflasi cenderung menurun dari angka 6 ke 5 selama 5-6 bulan terakhir. Jadi ini salah satu penjelas mengapa tingkat kepuasan cukup tinggi kepada Presiden,” sambung dia.
Sementara itu, Djayadi mengatakan kepuasan terhadap kinerja presiden juga berkaitan erat dengan kondisi hukum dan politik.
Adapun survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) dilakukan pada 12-17 April 2023.
Wawancara dilakukan secara tatap muka. LSI melibatkan 1.220 responden dalam survei ini.
Survei dilakukan dengan metode multistage random sampling dengan margin of error -+2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.***