Fajarasia.id – Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara Timur (Kejati NTT), diduga sengaja memperlambat proses hukum kasus dugaan korupsi pembelian Medium Term Note (MTN) senilai Rp50 miliar di Bank NTT.
Pasalnya, kasus dugaan korupsi senilai Rp50 miliar ini, dilakukan penyelidikan oleh tim penyidik Tindak Pidana Khusus (Tipidsus) Kejati NTT sejak Kejati NTT dipimpin Yulianto (mantan Kajati NTT) hingga kini Kajati NTT dijabat, Hutama Wisnu.
Proses penyelidikan (Lid) yang dilakukan oleh tim penyidik Tipidsus Kejati NTT dilakukan sejak tahun 2022 lalu namun hingga saat ini masih berstatus penyelidikan (Lid).
Kasi Penkum dan Humas Kejati NTT, A. A. Raka, Selasa 08 Agustus 2023 membantah jika kasus dugaan korupsi senilai Rp50 miliar sengaja diperlambat oleh tim penyidik Tipidsus Kejati NTT.
Menurut Kasi Penkum, hingga saat ini kasus tersebut masih berproses dan proses penyelidikan (Lid) oleh penyidik Tipidsus Kejati NTT masih terus dilakukan.
“Tidak benar jika Kejaksaan Tinggi Nusa Tenggara Timur sengaja memperlambat proses penyelidikan (Lid) kasus dugaan korupsi Rp50 miliar di Bank NTT,” bantah Kasi Penkum Kejati NTT.
Ditegaskan Kasi Penkum, tim penyidik Tipidsus Kejati NTT tidak memiliki niat untuk memperlambat proses hukum kasus dugaan korupsi senilai Rp50 miliar di Bank NTT.
“Nanti kalau sudah ada perkembangan prosesnya kita info tapi yang pasti tidak ada niat memperlambat proses kasusnya,” ungkap Kasi Penkum.
Kasi Penkum dan Humas Kejati NTT kembali menegaskan bahwa dalam waktu dekat tim penyidik Tipidsus Kejati NTT bakal merilis perkembangan terbaru kasus dugaan korupsi Rp50 miliar di Bank NTT.
Untuk diketahui, dalam kasus dugaan korupsi senilai Rp50 miliar di Bank NTT, penyidik Tipidsus Kejati NTT telah memeriksa Direktur Utama (Dirut) Bank NTT, Alex Riwu Kaho, mantan Dirut Bank NTT, Edy Bria Seran dan sejumlah pejabat Bank NTT lainnya.(rey)