Fajarasia.id – Delegasi negara-negara Asia Tenggara mencari solusi untuk kejahatan transnasional dalam ASEAN Ministerial Meeting on Transnational Crime (AMMTC) ke-17. Pertemuan setingkat menteri, yang khusus membahas isu-isu kejahatan transnasional di ASEAN ini berlangsung di Labuan Bajo, Flores, NTT.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan mengatakan, ada 10 isu prioritas kejahatan transnasional disorot. “Total peserta kegiatan mencapai 250 orang,” katanya, sebagaimana rilis Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Senin (21/8/2023).
AMMTC ke-17 berlangsung empat hari, sejak 20 Agustus, hingga 23 Agustus 2023 besok. Acara ini telah resmi dibuka Presiden Joko Widodo secara daring.
Pertemuan tersebut diikuti 10 menteri negara anggota ASEAN, para direktur Imigrasi ASEAN, sekretaris jenderal ASEAN, serta delegasi lain. Hadir pula perwakilan negara mitra dialog, seperti Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, serta Timor Leste sebagai pengamat.
Berikut sepuluh isu prioritas kejahatan transnasional yang dibahas dalam pertemuan internasional itu:
1. Kejahatan terorisme,
2. Kejahatan dunia maya,
3. Penyelundupan senjata,
4. Perdagangan satwa liar dan kayu ilegal,
5. Perdagangan obat-obatan terlarang,
6. Pencucian uang,
7. Kejahatan ekonomi internasional,
8. Pembajakan laut,
9. Penyelundupan manusia,
10. Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo dalam laporan pembukaannya mengatakan, kejahatan transnasional terus menjadi ancaman serius kawasan ASEAN. Karenanya, ia berharap, AMMTC menjadi platform bagi ASEAN untuk menilai kemajuan dan kolaborasi masing-masing negara dalam mengatasi tantangan.
Listyo juga berharap draf deklarasi dapat disepakati oleh menteri-menteri negara peserta. Draft tersebut menyangkut upaya penanggulangan TPPO, terorisme, dan penyelundupan senjata.
Dalam video pembukaan sambutan, Presiden Jokowi mengatakan, kejahatan transnasional masih menjadi ancaman serius keamanan dan stabilitas kawasan ASEAN. Presiden berharap, pertemuan ini merumuskan kerja sama responsif dan berisi langkah strategis, sehingga ASEAN aman, damai, dan sejahtera.***