Fajarasia.id – Anemia menjadi salah satu masalah kesehatan yang saat ini banyak dialami oleh remaja putri Indonesia. Penyakit ini dapat dicegah dengan menjaga pola makan seimbang.
Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia tahun 2023, satu dari enam remaja usia 15-24 tahun mengalami anemia prevalensi 15,5 persen. Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Widyawati mengatakan, pola makan yang tidak sehat dapat meningkatkan risiko anemia.
“Sebetulnya, kita harus selalu mengonsumsi makanan yang bernutrisi dengan gizi seimbang, seperti protein, karbohidrat, sayuran, dan buah-buahan. Namun, jika ingin sesekali menikmati jajanan, seperti bakso atau seblak, itu juga tidak masalah,” kata Widyawati Kamis (23/1/2025).
Ia menekankan pentingnya pola makan bergizi, terutama pada hari-hari sekolah. Hal ini bertujuan agar kebutuhan nutrisi tubuh terpenuhi dengan baik.
Remaja putri memiliki kebutuhan nutrisi khusus, terutama zat besi, asam folat, vitamin B12, dan protein. Kekurangan nutrisi ini dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan serta menurunkan produktivitas.
Pola makan tidak sehat dapat memperburuk kondisi tubuh dan meningkatkan risiko anemia. Untuk mengatasi masalah ini, Kemenkes telah meluncurkan berbagai program edukasi dan intervensi.
“Kita sudah melaksanakan aksi bergizi di sekolah. Pemberian tablet tambah darah untuk remaja putri, dan memastikan meminumnya di depan guru,” ucap Widyawati.
Pola makan sehat tidak hanya berpengaruh pada kesehatan remaja, tetapi juga masa depan sebagai calon ibu. “Jika mereka sehat, maka generasi berikutnya juga berpotensi lahir lebih sehat,” ucapnya.****