Fajarasia.id – Anggota DPR RI Prof. Dr. Sjarifuddin Hasan, MM, MBA, mengunjungi pabrik pembuatan alat penunjang kesehatan di Cibeber, Cianjur, Jawa Barat, Rabu (13/12/2023). Syarief Hasan, sapaan Sjarifuddin Hasan, mengaku bangga dengan keberadaan pabrik pembuatan alat penunjang kesehatan dalam negeri ini. Selain bisa menghasilkan alat penunjang kesehatan yang berkualitas, pembuatan alat penunjang kesehatan juga bisa menyerap banyak tenaga kerja.
“Kita bangga ternyata di Cianjur ada pabrik alat penunjang kesehatan. Pabrik pembuatan alat penunjang kesehatan ini merupakan pionir tidak hanya di Cianjur tetapi juga di Indonesia karena sudah ada sejak tahun 1800-an. Di Indonesia tidak banyak pabrik pembuatan alat kesehatan,” kata Syarief Hasan di sela-sela meninjau pabrik pembuatan alat penunjang kesehatan (Alkes) PT Rizky Asri Prima. Dalam kunjungan ini Syarief Hasan didampingi istri, Ingrid Kansil.
Menurut Syarief Hasan, keberadaan pabrik pembuatan alat kesehatan ini perlu mendapat dukungan agar bisa berkembang. “Apalagi produk-produk alat kesehatan sekarang ini lebih banyak produksi dalam negeri. Tentu produksi Alkes itu menguntungkan konsumen dalam negeri,” kata Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat ini.
Syarief Hasan menambahkan produksi Alkes yang dihasilkan pabrik dalam negeri harganya bisa bersaing dengan Alkes impor. “Saya melihat kualitas produksi Alkes dalam negeri seperti hasil pabrik pembuatan Alkes di Cianjur ini kualitasnya juga cukup bagus. Karena itu kita sangat bangga,” kata anggota legislatif dari Daerah Pemilihan Kabupaten dan Kota Cianjur dan Kota Bogor ini.
Produk Alkes pabrik ini, lanjut Syarief Hasan, menggunakan teknologi seperti negara maju lainnya. Sebab, pabrik PT Rizky Asri Prima juga bekerjasama dengan beberapa pihak luar (vendor) dalam teknologi. “Tetapi perakitan alat penunjang kesehatan dilakukan di pabrik ini. Kita berikan dukungan sepenuhnya pada pabrik pembuatan Alkes dalam negeri ini. Apalagi pabrik ini juga menyerap tenaga kerja lokal,” imbuhnya.
“Kita bersyukur ada pengusaha pribumi yang memproduksi alat penunjang kesehatan. Karena itu pemerintah perlu memberikan keberpihakan pada produk-produk dalam negeri,” sambungnya.
Keberpihakan pemerintah itu, kata Syarief Hasan, mulai dari penyediaan bahan baku, sampai pemasaran. “Kalau pemerintah memberikan keberpihakan pada pengusaha pribumi itu maka pabrik pembuatan alat penunjang kesehatan itu bisa berkembang pesat,” ucapnya.
Dalam kesempatan itu, pengusaha Alat Kesehatan PT Rizky Asri Prima, H. Syarifudin Damiri, menjelaskan pabrik ini memproduksi alat penunjang kesehatan seperti meja operasi, hospital bed, pediatric hospital bed, medical chair and table, dan lain-lain. “Ada sekitar 100 jenis produk,” ujarnya.
Saat ini, menurut Syarifudin, pemasaran hanya untuk pasar dalam negeri. Sebelumnya, alat penunjang kesehatan itu sempat diekspor ke beberapa negara seperti Kenya, Saudi Arabia, Aljazair. “Masalah yang kami hadapi adalah bahan baku. Sebab, kalau alat penunjang kesehatan impor tidak dikenakan bea masuk, tapi kalau impor bahan baku dikenakan bea masuk. Ini untuk melindungi bahan baku baja, sehingga bahan baku baja harganya lebih mahal,” katanya.*****