Saat Menjamu Delegasi IPPP, DPR Kenalkan Kopi Papua-Field Trip ke Kebun Raya Bogor

Saat Menjamu Delegasi IPPP, DPR Kenalkan Kopi Papua-Field Trip ke Kebun Raya Bogor

Fajarasia.id – DPR RI menghadirkan berbagai jamuan kepada delegasi Sidang ke-2 Indonesia-Pacific Parliamentary Partnership (IPPP) mulai dari sajian kopi khas Papua hingga field trip ke Kebun Raya Bogor.
Adapun perhelatan Sidang ke-2 IPPP merupakan forum parlemen Indonesia dan negara-negara Kepulauan Pasifik. Berlangsung pada 24-26 Juli 2024 di Jakarta, Sidang IPPP merupakan inisiatif DPR untuk memperkuat kemitraan di kawasan Pasifik.

Pada pertemuan yang digelar di Fairmont Jakarta, DPR menghadirkan nuansa Papua sebagai dekorasi. Ada pula berbagai produk UMKM Papua, seperti produk makanan sagu dan tas dari kulit kayu, terdapat booth yang menyajikan kopi Papua dengan merk Kopi Tangma.

“Wow, this is great,” kata salah satu delegasi dalam keterangan tertulis, Selasa (30/7/2024).

Pemilik bisnis Kopi Tangma Bobby Alatas menjelaskan awal mula bisnisnya dibangun karena sang istri berasal dari Papua. Saat ia mencoba kopi lokal ternyata rasanya sangat enak. Ia pun berinisiatif mengajak warga setempat bekerja sama untuk menanam biji kopi dengan melakukan pembinaan bersama Pemda.

“Banyak pertanian rakyat yang kurang tertata dengan baik, knowledge kurang. Saya dan teman-teman memberi penyuluhan dan pelatihan bekerja sama dengan dinas pertanian. Pendampingan dari hulu ke hilir,” jelasnya.

“Sekarang petani jual ke koperasi dan bisa langsung business to business (B2B) aja. Produksinya sekarang udah jauh lebih baik tapi kita ingin agar semakin bagus karena Papua itu the best kopi. Jadi harapannya Kopi Papua bisa menjadi nomor 1 di dunia, baik kualitas maupun kuantitas,” sambungnya.

Selain dekorasi dan jamuan, kebudayaan Papua pun menjadi tema dalam Sidang ke-2 IPPP. Hal ini terlihat dari penampilan budaya saat pembukaan konferensi dan jamuan makan kepada delegasi. Salah satunya adalah tari-tarian asal Bumi Cenderawasih tersebut. Para penerima tamu pun menggunakan baju adat Papua.

Kunjungan Delegasi ke IPB

DPR juga mengajak para delegasi melakukan field trip ke Institut Pertanian Bogor atau IPB University dan Kebun Raya Bogor pada Jumat (26/7). Field trip tersebut dipimpin oleh Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) Fadli Zon didampingi oleh Wakil Ketua BSKAP Putu Supadma Rudana.

Adapun kegiatan ini menjadi salah satu sarana pertukaran informasi dan pengalaman Indonesia kepada negara-negara Pasifik untuk mengeksplor potensi alam. Melalui kunjungan ini, para delegasi pun memperoleh wawasan praktis tentang inovasi, teknologi, dan penelitian di bidang pangan maritim biosains yang mendorong masa depan yang lebih sejahtera, stabil, dan berkelanjutan.

“Field trip ini dilakukan sebagai salah satu upaya mempererat hubungan antar Parlemen Indonesia dengan negara-negara Pasifik. Saya kira ini satu bentuk yang sangat efektif dan penting untuk dilakukan,” ujar Fadli.

Di IPB, ketua dan anggota parlemen negara-negara Pasifik peserta Sidang ke-2 IPPP mengunjungi Science and Techno Park.

Fadli mengatakan field trip ini menghadirkan peluang signifikan untuk mengeksplorasi solusi inovatif dan memperkuat upaya kolaboratif di bidang-bidang tersebut. Ia pun mengatakan para delegasi terkesan dengan inovasi produk-produk kelautan yang dilakukan IPB.

“Misalnya produksi rumput laut yang dijadikan lotion dan berbagai turunan yang lain, termasuk kerajinan dari bambu untuk Tumbler. Mereka mempunyai produk-produk itu yang diserap oleh industri dan dibuat oleh industri,” ucapnya.

“Para ketua parlemen yang hadir dan anggora delegasi lainnya sangat senang, bagi mereka ini istilahnya eye opening. Membuka mata mereka bahwa sebenarnya banyak yang bisa dilakukan. Contoh inovasi itu memberikan inspirasi bagi mereka,” sambung Fadli.

Fadli mengatakan para delegasi juga menginginkan untuk menjalin kerja sama dengan IPB University. Ia berharap inovasi di IPB University dapat memberikan dampak positif bagi Indonesia dan negara-negara Pasifik.

“Parlemen tidak dapat bekerja sendiri, sinergi dengan pemerintah dan pemangku kepentingan lain seperti universitas sebagai sektor pendidikan juga sangat penting,” ungkapnya.

Diketahui, Science and Technopark IPB berfungsi sebagai inkubator bagi lebih dari 400 perusahaan rintisan (start-up). Di sini, para parlemen negara-negara Pasifik belajar mengenai proses produksi sekaligus pemasaran produk.

“Ini dapat memperkuat peran IPB sebagai jembatan antara akademik dan industri. Mereka berharap ke depannya, Indonesia semakin banyak memberikan beasiswa bagi mahasiswa-mahasiswa dari negara-negara Pasifik seperti Papua Nugini, Solomon Island, Tonga dan lain-lain,” papar Fadli.

Fadli menambahkan, IPB saat ini telah memberikan beasiswa kepada 8 mahasiswa dari negara-negara Pasifik. Ia pun mengimbau agar lebih banyak beasiswa diberikan untuk mahasiswa dari Pasifik, mengingat kesamaan sejarah dan budaya dengan Indonesia.

“Melalui kerjasama ini, kita berharap hubungan antara Indonesia dan negara-negara Pasifik semakin erat dan produktif. Saya kira ini satu bentuk yang sangat efektif dan penting karena bisa menjembantani terbentuknya saling pengertian antar-bangsa,” ucapnya.

Kunjungan Delegasi ke Kebun Raya Bogor

Setelah mengunjungi IPB, delegasi IPPP melanjutkan kunjungan ke Kebun Raya Bogor. Para delegasi terlihat antusias berkeliling Kebon Raya Bogor melihat berbagai koleksi tanaman, seperti varietas anggrek.

Menurut Fadli, field trip ini membuka peluang kerja sama baru antara negara anggota IPPP. Salah satunya terkait pengembangan varietas-varietas tanaman yang memiliki agroklimat yang sama dengan daerah-daerah Pasifik.

“Ini untuk best practice kemudian juga mungkin membuka untuk kerja sama kerja sama lain. Setelah datang ke Kebun Raya Bogor, mereka mengaku jadi banyak ide. Misalnya di negara Fiji, mereka baru punya varietas bambu itu tiga, mereka ingin kita bantu lah supaya varietas bambunya lebih banyak yang bisa digunakan,” ujar Fadli.

Delegasi yang hadir juga diajak berkeliling ke Kebun Raya seluas 87 hektare tersebut, termasuk melihat Istana Presiden di dalam Kebun Raya Bogor. Para delegasi pun merasa terkesan dengan hosting DPR dalam penyelenggaraan konferensi IPPP ke-2.

“Dari pertama kali kami datang, kami merasa sangat diterima dan tidak menyangka bahwa akan disambut sebegitu baiknya. Kami mengapresiasi keramahan dari orang-orang Indonesia,” kata delegasi Parlemen Tonga Gloria Guttenbeil Pole’o.

Gloria mengaku ingin bisa lebih lama berada di Indonesia. Ia juga berterima kasih kepada DPR yang menginisiasi forum ini.

“Forum ini dilaksanakan dengan sangat sempurna, semuanya sangat baik dan profesional dan saya ucapkan selamat karena penyelenggaraannya sangat luar biasa,” ucapnya.

“Kami belajar banyak tentang protokoler dan Standar di Indonesia, baik anggota parlemen dan stafnya. Kami akan kembali lagi untuk belajar dan kami akan mengadaptasi serta mempraktikkan itu ke negara kami,” pungkas Gloria.

Sebagai informasi, para delegasi parlemen Pasifik yang hadir pada Sidang ke-2 IPPP yakni, dari negara Kepulauan Cook, Samoa, Kepulauan Solomon, Tonga, Kepulauan Marshall, Mikronesia, Papua Nugini, Tuvalu, Kiribati, dan Republik Fiji. Sementara untuk parlemen negara Vanuatu, Nauru, Palau, Polinesia Prancis, dan Kaledonia Baru belum bisa menghadiri undangan.***

 

 

Pos terkait