Fajarasia.id – Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyebut realisasi investasi di provinsi yang dipimpinnya selama semester I tahun 2023 mencapai Rp61,2 triliun.
“Alhamdulillah, realisasi investasi di Jatim secara konsisten terus tumbuh,” kata Khofifah dalam keterangan tertulisnya di Surabaya, Jumat (4/8/2023).
Menurutnya, capaian realisasi investasi tersebut berdasarkan rilis yang diumumkan Menteri Investasi/ Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia.
Ia menjelaskan, realisasi investasi Jatim semester I tahun 2023 secara “year on year” (YoY) meningkat 14,2 persen dari semester I tahun 2022 yang tercatat Rp53,5 Triliun. Sedangkan dari semester II tahun 2022 tumbuh sebesar 7,6 persen.
“Bahkan capaian ini juga sudah memenuhi 54,6 persen dari target investasi Rp112 Triliun sesuai dengan rencana kerja pembangunan daerah atau RKPD Perubahan,” katanya.
Capaian ini, lanjut dia, sekaligus mencatatkan Jatim sebagai realisasi investasi tertinggi ketiga di Indonesia.
Gubernur Khofifah memaparkan, realisasi investasi Rp61,2 triliun tersebut terdiri dari Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp29,6 triliun, mengalami pertumbuhan progresif sebesar 51,9 persen dibanding semester I 2022 yang tercatat Rp19,5 triliun.
Sedangkan realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) pada semester I tahun 2023 tercatat sebesar Rp 31,5 triliun .
“Tren realisasi investasi PMA terus menguat sejak semester I tahun 2021. Perlu diantisipasi dengan pembangunan fasilitas dan infrastruktur penanaman modal yang tangguh,” ujarnya.
Ia mengatakan, kontributor tertinggi realisasi investasi secara total PMA adalah sektor pertambangan yang mendominasi realisasi sebesar Rp11,6 triliun. Angka tersebut 33,1 persen dari total realisasi PMA.
Sedangkan sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran mendominasi realisasi PMDN sebesar Rp5,9 triliun. Tercatat sebesar 18,7 persen dari total realisasi PMDN.
Secara keseluruhan PMA dan PMDN, pertambangan menjadi sektor yang memiliki kontribusi paling besar mencapai Rp11,6 triliun. Diikuti industri logam dasar, barang logam bukan mesin dan peralatannya senilai Rp7,6 triliun.
Selain itu perumahan, kawasan industri dan perkantoran Rp6 triliun, industri makanan Rp5,9 triliun, serta industri kimia dan farmasi Rp5,6 triliun.
Sementara menurut negara asal, realisasi PMA masih didominasi oleh investasi dari Amerika Serikat sebesar Rp12,7 triliun, Jepang Rp6,9 triliun, Singapura Rp2,1 triliun, Hong Kong dan China Rp1,8 triliun, serta Belanda Rp1,3 triliun.
“Keberhasilan menjaga kepercayaan investor asing merupakan buah dari kerja keras Pemerintah Provinsi Jatim bersama pemangku kepentingan, lain termasuk Bupati/Wali Kota dalam melakukan pengelolaan investasi. Salah satunya pelayanan pra dan pasca perizinan yang terintegrasi secara digital dan komprehensif,” ucap Khofifah.***