Puluhan Juta Lapangan Kerja Diprediksi Akan Hilang, DPR Pertanyakan Langkah Pemerintah

Puluhan Juta Lapangan Kerja Diprediksi Akan Hilang, DPR Pertanyakan Langkah Pemerintah

Fajarasia.id – World Economic Forum (WEF) dalam The Future of Jobs 2023 memprediksi akan ada 83 juta pekerjaan yang hilang pada tahun 2027 mendatang. Hal itu dikarenakan adanya digitalisasi hingga pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat.

Menanggapi hal itu, anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani Aher, mempertanyakan langkah pemerintah dalam menghadapi potensi hilangnya jutaan lapangan kerja dalam beberapa tahun ke depan. Pasalnya, negara-negara lain telah memikirkan dan mempersiapkan langkah untuk menghadapi ancaman tersebut.

“Bagaimana dengan kita? Semoga pemerintah Indonesia tidak anteng-anteng saja menghadapi realita tersebut,” kata Netty dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis 20 Juli 2023.

“83 juta pekerjaan diprediksi hilang, namun menurut WEF akan ada 69 juta pekerjaan baru yang muncul dengan tuntutan pengetahuan dan keterampilan khusus. Hal ini harus menjadi perhatian serius pemerintah untuk mempersiapkannya,” sambungnya.

Berdasarkan laporan WEF, penurunan pasar tenaga kerja akan lebih besar pada sektor rantai pasok dan transportasi, diikuti sektor media, hiburan, dan olahraga. Sedangkan gangguan yang lebih kecil akan dialami oleh industri manufaktur, termasuk ritel dan grosir barang konsumer.

“Apakah sistem pendidikan kita sudah link and match dengan hadirnya lapangan pekerjaan baru tersebut yang diprediksi lebih terdigitalisasi? Jangan sampai kita sebagai negara berkembang ketinggalan dalam merespon perkembangan dunia tenaga kerja,” ungkapnya.

Oleh karena itu, Netty meminta pemerintah untuk memetakan ulang potensi lapangan kerja di luar negeri. Karena Indonesia juga memiliki kelebihan, yakni bonus demografi berupa surplus anak muda dan tenaga produktif.

“Bagaimana langkah pemerintah dalam mengoptimalkan tenaga kerja produktif tersebut untuk mengisi kebutuhan-pekerjaan di luar negeri. Tentunya kita ingin tenaga kerja terlatih dan terdidik yang siap dikirim ke luar negeri, bukan sebaliknya,” katanya menegaskan.***

Pos terkait