Fajarasia.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memprediksi, defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mencapai 2,49 persen di tahun 2022. Hal itu disampaikannya pada acara Outlook Perekonomian Indonesia Tahun 2023, di Jakarta, Rabu (21/12/2022).
Presiden mengatakan angka tersebut turun drastis dibandingkan saat pandemi Covid-19. Diketahui, defisit APBN pada 2020 mencapai 6,09 persen dari PDB, sedangkan 2021 defisit mencapai 4,65 persen.
“Kemudian kalau ada yang bertanya lagi, pak ini defisit kita ini akan jatuh di angka berapa sih di 2022?. Hitungan terakhir kita 2,49 persen, ini kan turun drastis dibanding saat pandemi,” kata Presiden.
Angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan target defisit pada Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 98 Tahun 2022. Dalam Perpres tersebut defisit ekonomi mencapai Rp840,2 triliun atau 4,5 persen dari produk domestik bruto (PDB).
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan defisit yang dapat ditekan pemerintah pada tahun ini didorong penerimaan negara yang melonjak. Hal tersebut terutama disumbang tingginya harga komoditas di pasar global.
“Kalau kita lihat APBN didesain dengan defisit 4,5 persen. Jadi ini 2 persen jauh lebih rendah, adjustment yang semakin menguat, itu luar biasa bagi sebuah perekonomian,” kata Sri.
Per 14 Desember defisit APBN 2022 mencapai Rp237,7 triliun (1,22 persen dari PDB). Sementara itu, jika dihitung per 30 November, defisitnya mencapai 1,21 persen terhadap PDB atau Rp236,9 triliun.****