Fajarasia.id – Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) dan PT Perkebunan Nusantara III (PTPN III) menyepakati kemitraan strategis dalam proyek komersialisasi kredit karbon.
Kerja sama tersebut bertujuan untuk meningkatkan kontribusi terhadap upaya mengurangi emisi gas rumah kaca dan mendukung keberlanjutan lingkungan.
Penandatanganan kerja sama dilaksanakan oleh Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis Pertamina NRE Fadli Rahman dan Wakil Direktur Utama PTPN III Denaldy Mulino Mauna.
“Pertamina NRE dan PTPN III telah menjalin kerja sama strategis sejak 2019 dengan membangun PLTBg Sei Mangkei. Kami melanjutkan kerja sama strategis ini ke tingkatan lebih tinggi melalui komersialisasi kredit karbon dari PLTBg Sei Mangkei. Ini merupakan bentuk konsistensi kedua pihak dalam menunjukkan komitmen transisi energi menuju net zero emission 2060,” ucap Fadli dalam keterangannya di Jakarta, JUmat (2/2/2024).
Kerja sama ini berfokus pada komersialisasi kredit karbon dari Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) Sei Mangkei, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.
PLTBg merupakan salah satu pembangkit Listrik dengan energi terbarukan yang dapat dihitung kredit karbonnya dari dua sisi, yaitu dari pembangkitan energi bersihnya dan dari tangkapan gas metana yang tak terlepas ke atmosfir.
Pertamina NRE menjelaskan bahwa proses pembangkitan PLTBg memanfaatkan limbah palm oil mill effluent (POME) dari pabrik kelapa sawit milik PTPN III yang diolah di instalasi pengolahan air limbah (IPAL).
Limbah POME tersebut ditampung di kolam penampung yang tertutup (covered lagoon) sehingga tidak menimbulkan emisi karena gas metana yang dihasilkan limbah POME tidak terlepas ke atmosfir.
Selanjutnya, gas metana tersebut diproses untuk menghasilkan energi listrik dengan kapasitas 2,4 megawatt (MW). Estimasi awal kredit karbon yang dapat dihasilkan dari proyek tersebut, yakni 15-25 ribu ton CO2 per tahun.
Sementara itu, Denaldy mengatakan sektor perkebunan yang berkelanjutan memainkan peran penting dalam pelestarian lingkungan.
Kolaborasi tersebut memberi kami peluang untuk mengoptimalkan manfaat lingkungan dari kegiatan kami, sekaligus membuka pintu bagi diversifikasi pendapatan melalui kredit karbon,” ujarnya.
Kesepakatan itu juga mencakup kerja sama dalam kajian dan pengembangan inovasi dan teknologi terkini untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan dalam operasi keduanya serta implementasi proyek dan potensi lain yang dapat menghasilkan kredit karbon juga menjadi bagian dari kesepakatan.***