Fajarasia.id – Pemerintah Indonesia menyoroti, imbas climate change yang berdampak luar terhadap pangan di Tanah Air. Akibat perubahan iklim tersebut, suhu panas di Indonesia meningkat 1,5 derajat celcius.
“Akibatnya, ada gangguan terhadap produktivitas pangan yang berdampak pada harga pangan. Jadi, harga pangan di indonesia secara rata-rata itu naik 13 persen, dari Rp10.000-an menjadi Rp12.000-14.000 per kilogram,” kata Tenaga Ahli Utama KSP Abraham Wirotomo, Kamis (1/2/2024).
Abraham mengaku, kelompok masyarakat rentan miskin dan miskin menjadi pihak paling sengsara dari imbas perubahan iklim itu. Karena, mereka kesulitan mendapatkan harga pangan yang terjangkau.
“Bebannya menjadi luar biasa akibat adanya krisis pangan global ini, oleh karena itu pemerintah menyalurkan berbagai macam bansos. Ada bantuan pangan berupa beras, ada bantuan langsung tunai, dengan harapan bisa meringankan beban masyarakat,” ucapnya.
Oleh sebab itu, Abraham mengungkapkan, pemerintah sedang merancang strategi bagaimana meringankan beban masyarakat. Rancangan soal bansos itu, dilakukan pemerintah, jauh sebelum ramainya hiruk-pikuk terkait politik.
“Sepanjang saya cek dengan BMKG, tentu berharap Tuhan memberikan suhu yang lebih baik. Namun, berdasarkan informasi BMKG, krisis pangan global ini masih terjadi,” ujarnya.***