Fajarasia.id – Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengapresiasi dukungan asosiasi seperti Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (Asephi). Keduanya turut mengawasi masuknya barang-barang impor ilegal yang bisa berpotensi merugikan perkembangan UMKM di Tanah Air.
Teten mengatakan sepanjang 2022, nilai ekspor produk kerajinan Indonesia mencapai 949 juta dolar Amerika Serikat (AS) setara Rp14.685,1 triliun. Tercatat naik dibandingkan ekspor 2021 yang sebesar 916 juta dolar AS (Rp14.174,4 triliun).
“Keluar (ekspor) susah, sementara kalau ke dalam (impor) gampang sekali. Tak heran kita dibanjiri produk impor ilegal,” kata Teten lewat keterangannya, Sabtu(30/9/2023).
Teten menyebut, pangsa pasar kerajinan Indonesia mencapai sekitar 2,5 persen dari pasar dunia yang masih sangat dapat ditingkatkan. Terutama karena didukung oleh masyarakat Indonesia yang memiliki kreativitas tinggi, talenta inovatif, dan didukung oleh budaya yang beragam.
Tak hanya itu, Indonesia memiliki SDA (Sumber Daya Alam) hutan seluas 68 juta hektare (ha). Bahkan menjadi produsen 85 persen rotan dunia, dan nomor tiga produsen bambu terbesar dunia setelah China dan India.
Tercatat, permintaan kriya di pasar global terus meningkat dalam tiga tahun rata-rata naik sebesar 9 persen. Hal tersebut merupakan potensi pasar yang besar.
“Handicraft keunggulan domestik punya budaya dan menjadi sumber inspirasi. Sehingga hal yang perlu dibereskan baik dari sisi pemasaran maupun informasi perdagangan, jangan sampai produk luar gampang masuk,” ucap Teten.
Asephi sebagai asosiasi diharapkan turut serta dalam menjaga produk kerajinan tangan dalam negeri tetap tumbuh. Dan tak tergerus oleh banyaknya produk handicraft dari luar negeri.
“Jika ada kain-kain, benang-benang, maupun produk kerajinan yang banyak dari impor, nanti laporkan kepada kami. Karena tidak bisa sendiri membereskan ini, harus ada dukungan dan peran aktif dari asosiasi, masyarakat dan stakeholder lainnya,” ujar Teten.
Dalam memasuki pasar internasional, UMKM di sektor kriya dan handicraft juga harus mampu meningkatkan kualitas disain produk. Agar diminati oleh pasar global serta memiliki kuantitas dan kualitas sesuai standar dan permintaan internasional.
Untuk itu, kata MenKopUKM, pendekatan melalui agregator memiliki peran penting dalam mendongrak bisnis UMKM agar naik kelas. Termasuk dalam mendorong akses pembiayaan, juga menghubungkan UMKM ke pasar yang lebih luas, bahkan hingga go global.****