fajarasia.id – Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) mencatat, sebanyak 97 persen pelaku UMKM di Indonesia adalah skala mikro/kecil. Staff Khusus Menkop UKM Fiki Satari mengatakan, ketika skala mikro lebih mendominasi, menimbulkan tantangan dari berbagai sisi ekonomi.
“Jadi tantangannya, dari sisi ekonominya, keberlanjutan ketersediaan bahan baku, ini yang kemudian di agresiasi. Konsolidasi dengan pendeketan bisnis agregator,” kata Fiki , Sabtu (9/3/2024).
Fiki mengatakan, pemerintah saat ini berusaha menghadirkan kredit scoring kepada pelaku UMKM lebih ekslusif. Terlebih, kredit scoring bisa memotret tidak hanya dari segi bisnisnya.
“Melainkan bagaimana kalau di beberapa negara yang sudah menerapkan kredit scoring ini, lebih dari 150 negara. Bahkan, ini bisa memotret juga dengan misalnya penggunaan listrik, biaya komunikasi itu bisa menjadi bagian yang menjadi pertimbangan,” ucapnya.
Fiki menyebit, pemerintah sejauh ini sudah menjalankan pelaksanaan agresasi konsolidasi kepada beberapa UMKM. Tepatnya, dibeberapa komunitas dan wilayah, bekerja sama dengan koperasi-koperasi sebagai agregator.
“Tapi memang tentunya kemkop UKM tidak bisa sendiri, inikan ada regulasi keuangan dalam hal ini OJK. Kementerian Keuangan dan tentunya juga bank pelaksana atau yang melakukan distribusi ini kan masih kerja sama lintas pemerintah,” ujarnya.****