Kemenag Akui Ada Potensi Beda Lebaran Pemerintah dan Muhammadiyah

Kemenag Akui Ada Potensi Beda Lebaran Pemerintah dan Muhammadiyah

Fajarasia.id – Kementerian Agama (Kemenag) mengakui ada potensi perbedaan Hari Raya Idulfitri 2023 antara pemerintah dengan Muhammadiyah.

“Potensi ada (perbedaan Idulfitri) tapi kita tunggu hasil sidang isbat,” kata Direktur Jenderal Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin saat dihubungi, Senin (17/4/2023).

Kemenag diketahui bakal menggelar Sidang Isbat untuk menentukan Hari Raya Idulfitri 2023 atau 1 Syawal 1444 H pada Kamis, 20 April mendatang.

Sementara itu, mengutip laman resmi Muhammadiyah, telah ditetapkan 1 Syawal 1444 H akan jatuh pada 21 April.

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir berseloroh tidak ada pemajuan atau pemunduran Hari Raya Idulfitri. Sebab penentuan waktu penting tersebut sudah sesuai sebagaimana yang diputuskan oleh Majelis Tarjih PP Muhammadiyah.

“Kalau ada pemerintah, atau yang lain baik dalam mengawali maupun mengakhiri, dalam Idulfitri kita semua saling tasamuh, saling toleran,” kata Haedar mengutip laman resmi Muhammadiyah.

Ke depan, Haedar berharap sebagaimana yang telah diusulkan oleh Muhammadiyah agar umat Islam memiliki kalender global. Di mana semua sudah ditentukan, seperti yang terdapat kalender masehi.

“Kita ingin ada kepastian dan dalam menentukan tanggal, bulan dan seterusnya. Nanti suatu saat insyaallah akan terbentuk itu,” katanya.

Sebelumnya usai sidang isbat penentuan 1 Ramadan 1444 Hijriah yang digelar pada 22 Maret lalu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Abdullah Jaidi mengatakan meskipun awal bulan suci pemerintah dan Muhammadiyah sama, namun tak menutup kemungkinan akan ada perbedaan dalam penetapan Idulfitri 1 Syawal 1444 Hijriah.

“Pertama-tama kami mengucapkan syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT bahwa tahun ini kita serempak berpuasa pada esok hari, 23 Maret 2023, 1 Ramadan,” ujar Jaidi dalam konferensi pers hasil sidang Isbat penetapan 1 Ramadan 1444 Hijriah di Kantor Kementerian Agama (Kemenag), Jakarta Pusat, Rabu (22/3).

“Yang kemungkinan terjadi perbedaan adalah nanti di 1 Syawal-nya,” imbuhnya kala itu.

Dia berpesan perbedaan tersebut diharapkan bisa dicari penyelesaiannya.

“Bisa sama-sama ataupun kalau ada perbedaan jangan menjadikan perbedaan di antara kita. Sikap kita sebagai umat islam, kita sebagai warga bangsa tetap saling hormat-menghormati di antaranya satu dengan yang lain,” ujarnya.****

Pos terkait