Fajarasia.id- Krisis susu lokal menjadi sorotan DPR RI, pasca sejumlah peternak melakukan aksis protes atas penolakan wacana impor. Anggota Komisi IV DPR RI, Slamet menegaskan, pemerintah harus hadir melindungi peternak susu sapi lokal.
“Pembagian dari susu lokal itu hanya 20 persen, artinya 80 persen kebutuhan kita masih diimpor. Ketergantungan ini membuat susu impor lebih dominan, sementara peternak lokal kesulitan memenuhi standar kualitas akibat keterbatasan modal,” kata Slamet saat dihubungi pada jumat (29/11/2024).
Menurutnya, kualitas susu lokal bergantung pada asupan pakan sapi yang kurang optimal akibat rendahnya kesejahteraan peternak. “Peternak kita selalu rugi, sehingga kemampuan memberi pakan berkualitas terganggu,” ucapnya.
Pemerintah, lanjutnya, dianggap perlu membuat kebijakan permanen untuk menyerap susu lokal secara konsisten, bukan hanya tindakan sporadis. Salah satunya dengan revisi undang-undang untuk memperkuat perlindungan terhadap peternak.
Di sektor daging, ia menyoroti potensi sapi Bali yang memiliki karkas terbaik di dunia, namun terabaikan. “Daging sapi lokal kita sebenarnya sangat potensial, tinggal intervensi pemerintah untuk mendukungnya,” ujarnya.
Tidak hanya itu, ia menilai, impor daging kerbau murah tanpa perlindungan pajak menjadi ancaman bagi keberlangsungan peternakan lokal di Indonesia. Kebijakan ego sektoral dinilai sering kali lebih menguntungkan pengusaha daripada peternak kecil.
Ia optimis pemerintahan baru dapat menyelesaikan masalah ini dengan sinergi lintas kementerian seperti Kementerian Perdagangan dan Minkopangan. “Kita yakin dengan semangat swasembada pangan, peternak kita bisa mandiri,” ucapnya.****