Terima Garda Merah Putih Papua, Ketua MPR RI Bamsoet Tegaskan Perlunya Menghargai Kemajemukan Sebagai Kekuatan Bangsa

Terima Garda Merah Putih Papua, Ketua MPR RI Bamsoet Tegaskan Perlunya Menghargai Kemajemukan Sebagai Kekuatan Bangsa

Fajarasia.co – Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo menekankan seluruh elemen bangsa patut bersyukur bahwa bangsa Indonesia memiliki identitas yang berbasis pada nilai-nilai luhur ke-Indonesia-an, yang berakar pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika. Empat konsensus dasar bangsa tersebut kini dikenal dengan Empat Pilar MPR RI, menjadi vaksin ideologi yang membuat bangsa ini dapat bertahan dan berada di dalam rumah besar kebangsaan bernama Indonesia.

“Di dalam rumah besar Indonesia, kita hanya mengenal kata ‘satu’. Satu Tanah Air Indonesia, Satu Bangsa Indonesia, Satu Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia. Walaupun saat ini, menurut data Kementerian Dalam Negeri, jumlah penduduk Indonesia tercatat lebih dari 273 juta jiwa, namun semuanya dipersatukan dalam satu kohesi kebangsaan. Jutaan penduduk dengan ragam kemajemukan, tetap merepresentasikan satu bangsa yang hidup bernaung dalam satu tanah air, dan dipersatukan oleh satu bahasa persatuan,” ujar Bamsoet usai menerima Garda Merah Putih dari Papua, di Jakarta, Jumat (9/9/22).

Turut hadir Anggota DPR RI Dapil Papua Paulus Ubruangge dan Anggota DPR RI Dapil Papua Barat Robert Kardinal. Sementara pengurus Garda Merah Putih yang hadir antara lain, Yonas Nussi, Onny, Samuel Mandowen, Godlif Woisiri, Musa Karubaba, dan ahli matematika super Hidayatul Anwar.

Ketua DPR RI ke-20 sekaligus mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, ketika membicarakan Pancasila dengan sesanti Bhinneka Tunggal Ika, maka yang akan segera terbayang adalah kebesaran, keluasan, dan kemajemukan bangsa Indonesia. Saat seseorang terbang dari Sabang menuju Merauke, akan melintasi 17.504 pulau, dengan melewati tiga zona waktu yang berbeda.

“Orang asing yang terbang di wilayah Indonesia, pasti mengira dirinya sedang melintasi begitu banyak negara. Ia sama sekali tidak akan mengira kalau yang dilintasi hanya satu negara, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang dihuni oleh 1.340 suku bangsa, dengan 733 bahasa daerah yang berbeda, adat istiadat yang berbeda, serta dengan agama dan keyakinan yang berbeda-beda pula,” jelas Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini menambahkan, para pendiri bangsa berhasil menjadikan perbedaan sebagai sebuah akar untuk persatuan, dan meletakkannya sebagai ruh bagi perjuangan dalam mewujudkan sebuah identitas perjuangan bangsa. Anugerah tersebut mengisyaratkan perlunya menghargai kemajemukan, sebagai kekayaan dan kekuatan bagi bangsa Indonesia.

“Karena itu, kerukunan haruslah menjadi kebutuhan bagi kita. Karena kebhinekaan adalah elemen pembentuk bangsa. Kebhinekaan bukan hanya fakta sosiologis yang hanya diterima sebagai sesuatu yang ‘given’, tetapi harus terus menerus diperjuangkan,” pungkas Bamsoet. ****

Pos terkait