Fajarasia.id – Survei tanah nasional ketiga China mencatat kemajuan yang signifikan usai merampungkan tugas pengambilan sampel di lapangan, demikian disampaikan Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan China sebagaimana dikutip Redaksi pada Sabtu (7/12).
Hingga akhir November 2024, 88 persen pengujian laboratorium untuk sampel-sampel yang dikumpulkan telah selesai, ujar Yang Peng, pejabat di kementerian tersebut, dalam sebuah konferensi pers.
Lebih dari 400.000 tenaga survei dari 30.000 lebih institusi mengumpulkan data dari 2,87 juta lebih titik sampel di 2.860 wilayah, urai pejabat tersebut. Lebih lanjut dia menambahkan bahwa total 3,11 juta sampel tanah telah diperoleh, menandai keberhasilan penyelesaian investigasi di lapangan.
Diluncurkan pada 2022, proyek selama empat tahun itu bertujuan untuk melakukan analisis tanah yang komprehensif di seluruh lahan pertanian, kebun, hutan, dan padang rumput yang terkait dengan produksi pertanian, serta lahan tidak terpakai yang dapat dimanfaatkan kembali. Survei itu berfokus pada kondisi, jenis, kualitas, pemanfaatan, dan potensi tanah.
Pesatnya pembangunan ekonomi dan sosial telah secara signifikan mengubah sumber daya tanah China sejak survei tanah nasional kedua yang diselenggarakan dari 1979 hingga 1984, tutur Yang, seraya menyatakan bahwa sangat penting untuk mengkaji ulang status tanah di negara tersebut saat ini.
Temuan itu dapat berfungsi sebagai landasan untuk mengoptimalkan penggunaan, peningkatan kualitas, dan perlindungan tanah, sekaligus mendukung keputusan kebijakan di bidang ekonomi, sosial, dan ekologi, imbuhnya.
Kementerian itu mengatakan pihaknya menargetkan penyelesaian audit data, kompilasi temuan, dan penyampaian hasil survei tersebut pada 2025 mendatang.****