Fajarasia.id– Kementerian Kesehatan Malaysia (KKM) mengeluarkan imbauan agar sekolah menyetop kegiatan luar ruang apabila suhu berstatus cuaca panas level 1 atau bermakna suhu maksimum harian 35 hingga 37 derajat Celsius sekurang-kurangnya tiga hari berturut-turut.
Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia Muhammad Radzi Abu Hassan melalui pernyataan media diterima di Kuala Lumpur, Minggu (24/3/2024), mengatakan agar seluruh kegiatan luar kelas dihentikan sementara di seluruh lokasi yang berstatus cuaca panas level 1.
Jika status cuaca berubah menjadi Gelombang Panas, maka tindakan lebih lanjut dapat diambil oleh Kementerian Pendidikan Malaysia (KPM) sesuai kebijakan yang dikeluarkan KKM, termasuk salah satunya opsi menutup sementara aktivitas sekolah.
Dalam pernyataan itu KKM juga mengimbau agar para orang tua memastikan anak-anak minum cukup air. Bagi yang berpuasa di bulan Ramadhan ini, saat sahur dan berbuka sebaiknya minum air putih yang cukup.
“Pantau hidrasi dan kesehatan anak selama masa puasa,” ujar dia.
Ia mengatakan kebijakan itu diambil oleh KKM mengacu pada status cuaca panas yang dikeluarkan oleh Departemen Meteorologi Malaysia (MET Malaysia) di bawah Kementerian Sumber Daya Alam dan Kelestarian Alam pada Jumat (22/3).
Sejumlah daerah di negara bagian Perlis mengalami gelombang panas (yaitu suhu harian maksimum melebihi 37°C hingga 40° C) sejak Selasa (19/3), sedangkan sebagian besar negara bagian Kedah yakni Langkawi, Kubang Pasu, Padang Terap, Pokok Sena, Kota Setar, Kuala Muda, Pendang, Sik, Baling, serta sebagian negara bagian Perak yakni Hulu Perak, Kuala Kangsar, Kinta mengalami cuaca panas Level 1.
Pada saat yang sama, MET Malaysia juga memperkirakan cuaca kering dan panas dengan suhu di atas 35°C masih terjadi di sebagian besar wilayah tempat-tempat di semenanjung dan Sabah hingga April 2024.
Ia mengatakan paparan cuaca panas dalam waktu lama dapat membahayakan kesehatan, terutama bagi kelompok berisiko tinggi seperti anak-anak, lansia dan penderita penyakit kronis.
Siswa sekolah termasuk kelompok yang berisiko tinggi terkena dampaknya gangguan kesehatan akibat paparan cuaca panas karena faktor fisiologi dan juga faktor kurang meminum air.***