Fajarasia.id – Pemerintah memastikan tidak ada Warga Negara Indonesia (WNI) menjadi korban gempa Provinsi Pegunungan Gansu, Tiongkok, Senin (18/12/2023). Gempa berkekuatan magnitudo 6,2 pukul 23.00 waktu setempat ini, juga mengguncang provinsi tetangga Qinghai.
“Kami sudah koordinasi dengan KBRI Beijing dan KBRI Beijing sudah berkoordinasi dengan otoritas setempat dan masyarakat indonesia. Hingga saat ini tidak ada informasi mengenai WNI yang menjadi korban,” kata Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Judha Nugraha, dalam sebuah rilisnya kemedia yang dikutip redaksi, Kamis (21/12/2023), di bilangan Jakarta Pusat.
Meski demikian, diketahui terdapat empat WNI yang berdomisili di kedua provinsi terdampak gempa. Mayoritas mereka merupakan pelajar.
“Berdasarkan catatan lapor diri di KBRI Beijing ada empat WNI yang tinggal di sana. Namun, kasus klasik kami mengantisipasi jangan sampai ada yang tidak tercatat atau tidak lapor diri,” ujarnya.
Judha menambahkan, sebagai tindak lanjut dari upaya perlindungan WNI pasca gempa, KBRI Beijing telah berkoordinasi dengan komunitas WNI. Termasuk, mengaktifkan nomor kontak darurat yang bisa dikontak di Provinsi Gansu dan Provinsi Qinghai.
“KBRI sudah berkoodinasi dengan teman-teman PPI dengan komunitas di sana, untuk saling bisa berkoordinasi. Kita sudah mengaktifkan nomor hotline darurat, yang bisa dikontak kalau ada situasi di kedua provinsi tersebut,” kata Judha.
Gempa di Provinsi Gansu dan Provinsi Qinghai awal pekan ini, merupakan paling mematikan, setelah bertahun-tahun di Tiongkok. Hingga saat ini 127 orang dilaporkan tewas dan 700 orang terluka akibat gempa yang mengguncang di tengah kondisi cuaca dingin. ****