Pemerintah: Kemitraan RI-Vietnam sasar penguasaan teknologi mutakhir

Pemerintah: Kemitraan RI-Vietnam sasar penguasaan teknologi mutakhir

Fajarasia.id – Deputi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Edi Prio Pambudi menyampaikan bahwa Indonesia dan Vietnam berencana untuk memperkuat kemitraan ekonomi di sektor strategis melalui penguasaan teknologi mutakhir.

“Sejak lama kami ingin membentuk sebuah forum kemitraan ekonomi strategis dengan Vietnam,” ungkap Edi di Jakarta,Senin (25/3/2024).

Hal itu dia sampaikan usai pertemuan bilateral dengan Deputi Menteri Luar Negeri Vietnam Nguyen Minh Hang di Nha Trang, Kota Pesisir Provinsi Khanh Noa, Vietnam.

Deputi Edi mengatakan bahwa Indonesia tertarik dengan kemajuan investasi di bidang industri mutakhir Vietnam yang berkembang pesat, seperti mobil listrik, semikonduktor, teknologi telekomunikasi dan digital, selain teknologi pertanian dan perikanan.

“Untuk itu penting bagi Indonesia bermitra melalui pengembangan riset dan pengembangan (R&D), pertukaran kesempatan kerja serta pelatihan bagi talenta digital dan engineer serta saling mempermudah untuk membuka pintu investasi,” ujar Edi.

Lebih lanjut, dia menyampaikan telah menyerahkan konsep perjanjian kemitraan melalui jalur diplomatik dan berharap dapat segera disepakati.

Perjanjian tersebut nantinya akan menjadi payung untuk mewadahi kerjasama ekonomi strategis dengan keluaran kongkrit, khususnya manfaat bagi para teknisi dan talenta digital untuk bersama-sama menguasai teknologi maju. Indonesia dan Vietnam sudah bermitra dalam beberapa forum selain ASEAN, seperti The Indo-Pacific Economic Framework for Prosperity (IPEF) dan The Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) perlu memperkuat integrasi ekonomi di ASEAN.

Edi juga meminta bantuan Vietnam sebagai anggota Great Mekong Sub-region (GMS), yang menjadi wadah kerja sama sub-regional ASEAN di wilayah ASEAN kontinen, untuk berkomunikasi dengan mitra GMS lainnya.

Indonesia berharap segera dilakukan dialog bersama yang lebih intensif antar GMS dengan forum sub-regional ASEAN lainnya, yakni Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT), Brunei-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA).

Dialog ketiga forum sub-regional ASEAN tersebut diperlukan untuk konsolidasi pembangunan yang mempercepat integrasi ekonomi dan memperkuat ASEAN Centrality. Inisiatif integrasi ketiga forum atau disingkat dengan B-I-G ASEAN bercita-cita untuk membangun konektivitas kawasan ASEAN Kontinen dengan Kepulauan yang memiliki keunggulan geografis, Selat Malaka, dan Selat Kalimantan-Sulawesi sebagai jalur pelayaran penting.

Nguyen Min Hang menyampaikan bahwa peluang kemitraan ekonomi sektor strategis itu datang pada momen yang tepat menjelang perayaan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Vietnam yang mempunyai pondasi persahabatan yang kuat.

Sebagai sesama negara yang tengah berkembang pesat yang sekaligus anggota ASEAN, Deputi Nguyen menilai banyak sekali kemiripan upaya Vietnam dengan Indonesia yang perlu dikolaborasikan untuk memanfaatkan peluang dari dinamika dunia saat ini, antara lain penguasaan teknologi di berbagai sektor.

Dalam kesempatan itu, Nguyen juga mengucapkan selamat atas keberhasilan Indonesia dalam melaksanakan Pemilu 2024 dan dimulainya diskusi aksesi Indonesia ke Organisasi Kerja Sama dan Pengembangan Ekonomi (OECD).

Sebagai anggota G20 dan ASEAN, Nguyen menilai Indonesia adalah mitra yang strategis bagi Vietnam.

“Saya ingin sebuah dialog tingkat Deputi Menteri untuk membahas berbagai isu kemitraan ekonomi yang penting,” usul Nguyen.****

Pos terkait